Bukan Salah Hujan
Penulis : Ummuchan, 2018
Penerbit : Grasindo ; Jakarta
Nadi, tokoh utama yang diceritakan dalam buku ini.
Lahir dan besar di yogyakarta namun tak bisa berbahasa jawa. Nadi dirawat oleh
pak tua setelah meninggalnya ibu dan perginya sang ayah. Setelah mendapat
beasiswa untuk berkuliah, Nadi memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan berlanjut
hingga pencarian kerja di ibukota.
Setelah lulus kuliah, ada 15 pekerjaan setidaknya yang
sudah dilakoni oleh Nadi. Terakhir sebagai tim kreatif di sebuah siaran
televisi di jakarta. Namun sifat Nadi yang gampang bosan ternyata masih
melekat, hingga Ia sudah bosan dengan rutinitas ibu kota yang begitu-begitu
saja. Akhirnya rindu pada pak tua meluap, orang yang mengasuhnya menggantikan
sosok ayah, ibu bahkan saudara. Terakhir bertemu pak tua pada saat Nadi wisuda,
semakin kuatlah keinginan Nadi untuk pulang ke rumah (yogya).
Suatu malam, Nadi melihat lowongan kerja di salah satu
medsos yang diposting oleh salah satu penerbit besar yang berlokasi di jogja,
dengan posisi sebagai editor. Posisi yang pernah ditulis pada buku harapannya,
sebagai Editor Buku. Beberapa bulan lalu, Nadi mengirimkan lagi berkas novel
nya, namun selama tiga bulan tidak ada kabar, ketika hampir menyerah akhirnya
paket pos datang yang membawa kabar naskah novelnya, dan ternyata ditolak dan
naskahnya dikembalikan. Dan itu adalah penolakan yang ke-49 kali. Sejak saat
itu Nadi bertekad tidak akan lagi menerima penolakan, karena akulah yang akan
menolak naskah-naskah alias menjadi Editor Buku.
Akhirnya email yang ditunggu pun datang yang
mengabarkan bahwa Nadi diterima sebagai editor buku di Jogja. Selama 4 tahun di
ibu kota ternyata belum bisa bertolerasi akan kebisingannya.Hingga email ini
menjadi jawaban akan kepulangnnya ke kampung halaman.
yapp Part ini berakhir, karena petualangan sebenarnya
akan berada di jogja...
"Nggak semua hal yang terjadi saat hujan
turun adalah sepenuhnya salah hujan. Ada beberapa hal yang terjadi saat Hujan
turun, sebenarnya murni karena kesalahan kita. Tapi, untuk mencari pemakluman
dari orang-orang sekitar, kita memilih menjadikan hujan sebagai alasan. Padahal,
bisa saja memang kita yang terlalu mengulur-ulur waktu, sampai hujan turun dan
kita pun bergumam, "Ah, hujan!" dengan kesal" ~~ Randu Si
penjual Hotdog terkece sepanjang jalan kenangan.
Randu dan Rindu sepasang kekasih yang membuka kios
Hotdog kecil-kecilan di depan Kantor Penerbit di kota jogja. Dengan bermodalkan
tekad, dan hoby Rindu akan makan hotdog, jadilah hotdog yang berbeda dari
biasanya namun rasanya luar biasa karena dibuktikan tiap hari kios itu makin
ramai. Dan Nadi adalah pelanggan setia yang sudah jatuh cinta saat gigitan
pertama.
Namun tiba-tiba, tanpa ada yang tahu pasti kios hotdog
itu tutup disaat lagi meroket. Mungkin hanya beberapa hari tutup, tebakan Nadi.
Ternyata sudah 1 tahun baik Randu, Rindu dan Yoga tidak terlihat sama sekali.
Pertemuan yang tak disangka, setelah dua kali musim
kemarau... Nadi dan Randu dipertemukan saat hujan turun, dan Randu bukanlah
lagi sosok yang menikmati hujan, malah menjadi salah satu mereka yang mengutuk
hujan, beban berat yang terlihat dari pundaknya serta sorot kebencian sekaligus
luka yang dalam.
"Dasar keras kepala. Dia dibutakan oleh masa
lalu. Jelas-jelas jawaban atas pertanyaannya sudah dia temukan, tapi dia tetap
menutup mata."~~ Pak Tua
Apa yang terjadi selanjutnya?
Ada apa dengan Kios Hotdog dan Hujan? Randu, Rindu dan
Yoga?
Bagaimana Nadi masuk diantara mereka?
Pertama lihat buku ini, aku sudah suka dengan desain
cover dan judulnya..
Buku ini harus dibaca untuk usia 15+ yaa..
Penyuka hujan disaranin monggo segera dibeli bukunya
:D
Pada halaman 192-193, aku suka syair yang dibuat oleh
Nadi, ketika ia harus kembali (lagi) ke ibukota untuk waktu yang lama...
Aku tidak pernah bisa setabah pintu
keberangkatan bandara.
Ia bisa begitu tabah menjadi saksi dari setiap
perpisahan.
Yang setiap menitnya terjadi di hadapannya.
Berapa banyak peluk erat yang enggan untuk terlepas.
Juga berapa banyak kepergian yang tak disaksikan oleh
siapapun,
Kecuali dirinya sendiri.
"Hari ini, kepergian pamit.
Hanya ada satu
Yang turut mengantarnya;
Luka."
~Nadi~
Kepergian Nadi ke Ibukota mempertemukannya pada
sosok lama yang pernah menjalin cinta..
Kisah yang sedikit rumit karena mempertahankan ego ditengah-tengahnya..
Buku ini hanya Rp. 59.000,- Harga pulau jawa, mungkin diluar jawa nggk jauh-jauh beda lah ya..
Sangat inspiratif, semoga penulis @Ummuchan menghadirkan karya-karya penggugah kehidupan lainnya..
Salam semangattt dari kami pembaca setia :D
No comments:
Post a Comment