Monday, December 16, 2019

Review Novel "Bukan Salah Hujan"



Bukan Salah Hujan

Penulis : Ummuchan, 2018
Penerbit : Grasindo ; Jakarta




Nadi, tokoh utama yang diceritakan dalam buku ini. Lahir dan besar di yogyakarta namun tak bisa berbahasa jawa. Nadi dirawat oleh pak tua setelah meninggalnya ibu dan perginya sang ayah. Setelah mendapat beasiswa untuk berkuliah, Nadi memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dan berlanjut hingga pencarian kerja di ibukota.

Setelah lulus kuliah, ada 15 pekerjaan setidaknya yang sudah dilakoni oleh Nadi. Terakhir sebagai tim kreatif di sebuah siaran televisi di jakarta. Namun sifat Nadi yang gampang bosan ternyata masih melekat, hingga Ia sudah bosan dengan rutinitas ibu kota yang begitu-begitu saja. Akhirnya rindu pada pak tua meluap, orang yang mengasuhnya menggantikan sosok ayah, ibu bahkan saudara. Terakhir bertemu pak tua pada saat Nadi wisuda, semakin kuatlah keinginan Nadi untuk pulang ke rumah (yogya).

Suatu malam, Nadi melihat lowongan kerja di salah satu medsos yang diposting oleh salah satu penerbit besar yang berlokasi di jogja, dengan posisi sebagai editor. Posisi yang pernah ditulis pada buku harapannya, sebagai Editor Buku. Beberapa bulan lalu, Nadi mengirimkan lagi berkas novel nya, namun selama tiga bulan tidak ada kabar, ketika hampir menyerah akhirnya paket pos datang yang membawa kabar naskah novelnya, dan ternyata ditolak dan naskahnya dikembalikan. Dan itu adalah penolakan yang ke-49 kali. Sejak saat itu Nadi bertekad tidak akan lagi menerima penolakan, karena akulah yang akan menolak naskah-naskah alias menjadi Editor Buku.

Akhirnya email yang ditunggu pun datang yang mengabarkan bahwa Nadi diterima sebagai editor buku di Jogja. Selama 4 tahun di ibu kota ternyata belum bisa bertolerasi akan kebisingannya.Hingga email ini menjadi jawaban akan kepulangnnya ke kampung halaman.

yapp Part ini berakhir, karena petualangan sebenarnya akan berada di jogja...



 "Nggak semua hal yang terjadi saat hujan turun adalah sepenuhnya salah hujan. Ada beberapa hal yang terjadi saat Hujan turun, sebenarnya murni karena kesalahan kita. Tapi, untuk mencari pemakluman dari orang-orang sekitar, kita memilih menjadikan hujan sebagai alasan. Padahal, bisa saja memang kita yang terlalu mengulur-ulur waktu, sampai hujan turun dan kita pun bergumam, "Ah, hujan!" dengan kesal" ~~ Randu Si penjual Hotdog terkece sepanjang jalan kenangan.
Randu dan Rindu sepasang kekasih yang membuka kios Hotdog kecil-kecilan di depan Kantor Penerbit di kota jogja. Dengan bermodalkan tekad, dan hoby Rindu akan makan hotdog, jadilah hotdog yang berbeda dari biasanya namun rasanya luar biasa karena dibuktikan tiap hari kios itu makin ramai. Dan Nadi adalah pelanggan setia yang sudah jatuh cinta saat gigitan pertama.

Namun tiba-tiba, tanpa ada yang tahu pasti kios hotdog itu tutup disaat lagi meroket. Mungkin hanya beberapa hari tutup, tebakan Nadi. Ternyata sudah 1 tahun baik Randu, Rindu dan Yoga tidak terlihat sama sekali. 

Pertemuan yang tak disangka, setelah dua kali musim kemarau... Nadi dan Randu dipertemukan saat hujan turun, dan Randu bukanlah lagi sosok yang menikmati hujan, malah menjadi salah satu mereka yang mengutuk hujan, beban berat yang terlihat dari pundaknya serta sorot kebencian sekaligus luka yang dalam. 

"Dasar keras kepala. Dia dibutakan oleh masa lalu. Jelas-jelas jawaban atas pertanyaannya sudah dia temukan, tapi dia tetap menutup mata."~~ Pak Tua




Apa yang terjadi selanjutnya?
Ada apa dengan Kios Hotdog dan Hujan? Randu, Rindu dan Yoga?
Bagaimana Nadi masuk diantara mereka?  

Pertama lihat buku ini, aku sudah suka dengan desain cover dan judulnya..
Buku ini harus dibaca untuk usia 15+ yaa..
Penyuka hujan disaranin monggo segera dibeli bukunya :D

Pada halaman 192-193, aku suka syair yang dibuat oleh Nadi, ketika ia harus kembali (lagi) ke ibukota untuk waktu yang lama...

 Aku tidak pernah bisa setabah pintu keberangkatan bandara.
Ia bisa begitu tabah menjadi saksi dari setiap perpisahan.
 Yang setiap menitnya terjadi di hadapannya.
Berapa banyak peluk erat yang enggan untuk terlepas.
Juga berapa banyak kepergian yang tak disaksikan oleh siapapun,
Kecuali dirinya sendiri.

"Hari ini, kepergian pamit.
Hanya ada satu
Yang turut mengantarnya;
Luka."
~Nadi~

 Kepergian Nadi ke Ibukota mempertemukannya pada sosok lama yang pernah menjalin cinta..

Kisah yang sedikit rumit karena mempertahankan ego ditengah-tengahnya..

Buku ini hanya Rp. 59.000,- Harga pulau jawa, mungkin diluar jawa nggk jauh-jauh beda lah ya..

Sangat inspiratif, semoga penulis @Ummuchan menghadirkan karya-karya penggugah kehidupan lainnya..
Salam semangattt dari kami pembaca setia :D

No comments:

Post a Comment