Wednesday, November 20, 2019

Kabar Angin~Hasibuan Ali Akbar, Merah Saga

Assalamualaikum... guys !

Kali ini kita share tulisannya binaan kita, ikhtisar dari buku novel Kabar Angin Karya Hasibuan Ali Akbar, yang udah baca Alhamdulillah, yang belum monggo dilirik :D
komen ya untuk pembelajaran selanjutnya biar anak didik kita makin bagus tulisannya..
Ohiya buat yang penasaran ceritanya versi lengkap, Buku Kabar Angin bisa di order di Pustaka Darussalam ya (089657683212, ig: @pustakadarussalam) Terimakasih, Salam Literasi :)


Nama                           : Nayla Rahma
Kelas                           : X Mipa Al-Aqsha
Pembimbing                : Anita Carlyna, S.IP
Judul Buku                  : Kabar Angin
Pengarang                   : Ali Akbar Hasibuan
Penerbit                       : Merah Saga




Buku Kabar Angin adalah salah satu novel yang bercerita tentang mimpi. Saya telah banyak membaca buku tentang mimpi dan Kabar Angin ini salah satunya, menceritakan tentang seorang pria yang bernama Ulung Labay dengan sejuta mimpinya ia penuh tekad berikhtiar tanpa lelah namun tak juga lupa bertawakal untuk melengkapi seluruh perjuangannya.
Kabar Angin bercerita tentang seseorang yang bernama Ulung Labay, ceritanya sederhana namun perlu makna. Dahsyatnya sebuah kabar angin  yang sekali saja dihembuskan akan bertambah walaupun hanya sekali sentuhan, yang bisa meluluhlantakan jiwa yang bahkan sudah sangat tegar.
          Di suatu desa dipesisir pulau sumatera tepatnya provinsi Sumatera Utara, seorang Ulung Labay yang diwaktu kecil rela merantau ke pulau seberang untuk menimba ilmu, namun sayang perjalanannya saat itu terhenti karena kabar kematian gurunya yang dibunuh oleh sekelompok orang yang tak mengerti makna ilmu sesungguhnya. Sekarang  ia adalah seorang pria yang penuh impian, setiap harinya ia berjalan ke sekolah yang  dijadikannya tempat ladang amalnya. Meskipun sejatinya gedung sekolah itu adalah gedung Madrasah Ibtida’iyah atau tingkat sekolah dasar. Dari situ ia selalu berimimpi bahwa suatu saat sekolah Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama itu akan memiliki gedung sekolah sendiri.
          Bagi Ulung Labay anak-anak desa mereka perlu untuk membuka mata tentang sisi pendidikan, bukan hanya sekedar tempat pelarian dari perintah orang tua, untuk berpanas-panasan di ladang ataupun di laut. Warga disana merasa sudah cukup apabila makan sehari-hari mereka terpenuhi meski hanya dengan menjala ikan ataupun berpanas-pansan di ladang.
       Ia berjuang sampai akhirnya beberapa hati telah luluh dengan niat hati yang tulus akan pengabdian. Musyawarah dilakukan, pengumpulan dana sedikit demi sedikit diperoleh oleh kebaikan, bahkan ada seorang tua yang menghibahkan tanahnya demi sebuah kebaikan. Bagaimanapun kehidupan selalu ada sisi kebaikan dan sisi kejahatan, dana yang terkumpul ternyata lenyap di babat api kebencian, hati yang telah bersenang akhirnya luruh kembali.
        Ide lain didapat walau harus dengan pengorbanan, pak Ulung Labay meminjam dana untuk pembangunan kepada seorang tauke licik yang penuh jiwa ingin selalu untung. Dana didapat setelah kesepakatan yang dengan berat hati memberikan hasil panen ladang  kelapa Ulung Labay dan juga ladang kelapa koh lihan kepada si tauke Bahar.
        Ternyata kabar baik itu tidak baik bagi seorang Zainal yang tak lain wakil Ulung Labay di sekolah, kabar baik itu ternyata menumbuhkan api kebencian yang telah dipupuk sekian lama. Zainal menghancurkan impian kebaikan sang Ulung Labay, disaat gedung sekolah telah selesai dibangun niat  jahat bertebaran. Zainal membakar ruang guru dengan menjadikan seolah-olah sisa pembakaran rumput yang menjalar ke gedung sekolah.
         Niat jahat tak akan selalu menang, syukur saja kebakaran tidak menjalar kemana-mana sehingga renovasi tak terlalu banyak membutuhkan dana. Gedung sekolah baru telah rampung selesai, namun kebencian tetap kebencian tak mudah untuk padam.
       Tahun ajaran baru telah dimulai, baik sekali takdi itu. Pendaftaran murid baru sangat banyak bahkan dari kecamatanpun ada beberapa yang mendaftar, sungguh jerih payah telah terbayar sempurna. Anak-anak desa semangat pergi ke sekolah menikmati gedung baru, mempelajari arti menuntut ilmu yang sesungguhnya.
         Selang beberapa bulan kemudian, dilakukanlah musyawarah yang sebenarnya alibi seorang Zainal untuk menjatuhkan Ulung Labay, ternyata semua itu telah disusun sedemikian rupa. Ia jadikan alasan musyawarah wali siswa yang sesungguhnya hari pembalasan dendam kebencian. Ia mengatakan pada Ulung Labay bahwa musyawarah ini untuk kebaikan sekolah. Mulai dikumpulkan warga-warga yang sebenarnya memihak pada Zainal, tak satupun warga yang suka pada Ulung Labay di undang.
         Hari itu kabar angin berhembus meluruhkan hati yang telah didesain sekuat mungkin. Topeng musyawarah itu terbuka menyisahkan kejahatan, penjatuhan dan ketidakadilan. Pak Ulung Labay ternyata  diturunkan dari jabatan oleh pihak Zainal yang menginginkan Zainal naik jabatan. Oh sungguh iri hati itu menjadikan jiwa baik menjadi busuk, penuh dendam penuh kebencian.
         Seluruh orang yang menyukai Ulung Labay tak bisa menerima semua ini, namun sosok Ulung Labay mengikhlaskan semua perkara yang meluruhkan hatinya. Apakah Ulung Labay berhenti dari mimpinya? Tidak! Sesungguhnya mimpinya telah tercapai menyisahkan serpihan halus yang akan selalu diingat.
         Begitulah kabar angin dihembuskan dengan perlahan menjadikan angin kecil tumbuh sebagai angin topan, ditambah sentuhan-sentuhan penuh kejahatan. Kabar angin memang tak pernah salah sepenuhnya, yang patut disalahkan adalah mulut yang selalu menjadikannya sebagai kabar topan.
         Mimpimu tak akan pernah salah, hanya soal waktu semua akan dikabulkan. Ikuti arus takdir, arungi lautan cobaan, babat habis hati kotor yang akan mengapus impianmu.
          Beginilah hidup selalu mempunyai sisi kebaikan yang penuh inspirasi, namun ibaratkan takdir selalu ada takdir baik dan buruk begitu juga kehidupan, kebaikan akan selalu berdampingan dengan kejahatan. Tinggal sanggupkah kita membabat habis kejahatan yang penuh akan rasa kebencian dan tidak membiarkan kabar angin menjadi topan. 

DAFTAR PUSKATA
Hasibuan, Ali Akbar (2014). Kabar Angin. Surabaya : Merah Saga

Monday, November 18, 2019

Kepemimpinan dan Pendidikan



MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN  PERILAKU ORGANISASI
1.   Menurut Anda apa bentuk permasalahan yang sering ditemui oleh seorang pimpinan dalam membangun dan membentuk suatu kinerja organisasi yang berkualitas. Berikan Contohnya!
2.    Di Negara Indonesia dimana masyarakat masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka sebaiknya seperti apa karakteritik pemimpin yang harus dimiliki oleh negara ini, kaitkan dengan teori kepemimpinan yang ada!
Penyelesaian :
*      Informan 1 : Sayuti Rambang,S.H ( Leader dari firma hukum “Sayuti Rambang & Associates Law Firm”) Wawancara dilakukan pada hari Selasa, 12 November 2019 pukul 09.23 melalui jaringan media sosial “Whatsapp”.
Menurut Anda apa bentuk permasalahan yang sering ditemui oleh seorang pimpinan dalam membangun dan membentuk suatu kinerja organisasi yang berkualitas. Berikan Contohnya!
Masalah manajemen organisasi dan komunikasi. Hal yang paling sering ditemui adalah dua hal diatas. Ada banyak orang yang berkeinginan untuk memimpin hanya melihat posisi seorang pemimpin yang lebih dihormati dibanding yang lainnya, tapi mereka tidak secara esensi mengerti arti dari kepemimpinan. Sehingga alur komando organisasi dibawa secara kaku dan main sistem perintah. Dengan kata lain memakai sistem tangan besi. Akhirnya bawahan hanya melaksanakan perintah pimpinan bukan menterjemahkan perealisasian visi misi organisasi. Sehingga bawahan tidak produktif karena ruang geraknya dibatasi oleh perintah atasan. Hal ini juga akhirnya akan diperparah jika seorang pemimpin memiliki sistem komunikasi yang buruk. Sehingga tidak bisa menjabarkan visi misi yang hendak dicapai dalam sebuah organisasi.
Di Negara Indonesia dimana masyarakat masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka sebaiknya seperti apa karakteritik pemimpin yang harus dimiliki oleh negara ini?
Pemimpin yang humble dan komunikatif. Karena di masyarakat yang pendidikannya masih minim dibutuhkan banyak komunikasi disertai dengan contoh dari pimpinan dalam bersikap tindak dan berbuat. Mereka hanya akan melihat seorang pemimpin dari sisi tindakan apa yang telah dilakukan pemimpin terhadap permasalahan mereka.

*      Informan 2 : Tri Resta Yogias, S.E (Tim Managerial SMP IT Bina Ilmi Palembang dan PJ. Kesiswaan Ibadah dan Halaqoh siswa) Wawancara dilakukan pada hari Selasa, 12 November 2019 pukul 10.06 melalui jaringan media sosial “Whatsapp”.
Menurut Anda apa bentuk permasalahan yang sering ditemui oleh seorang pimpinan dalam membangun dan membentuk suatu kinerja organisasi yang berkualitas. Berikan Contohnya!
Beberapa pemimpin banyak yang mengubah karakter dan sikap, saat mereka mendapatkan posisi sebagai seorang pemimpin. Hal ini mereka lakukan karena ingin menunjukkan kepada banyak orang bahwa mereka bertanggung jawab atas peran yang didapatkan. Jangan sampai karakter Anda berubah menjadi pemimpin yang suka memerintah dan banyak memperlihatkan hal yang negatif kepada anggota tim yang lain. Terapkan pendekatan yang lain dan jangan bekerja dengan cara arogan sebagai seorang pemimpin.
Contohnya Membiarkan anggota tim dan tidak memiliki waktu untuk membersamai mereka, tidak menjadi teladan bagi bawahan, tujuan memimpin tidak jelas, tidak punya motivasi dan tidak memberikan motivasi kepada bawahan.
Di Negara Indonesia dimana masyarakat masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka sebaiknya seperti apa karakteritik pemimpin yang harus dimiliki oleh negara ini?
Seorang pemimpin harus mampu menjaga komunikasi dengan para pegawai atau anggota tim. Akan lebih banyak mendengar daripada berbicara dan memperlakukan orang lain dengan hormat. Pemimpin yang komunikatif akan mengerti kebutuhan serta kesusahan orang lain. Pemimpin yang baik akan lebih banyak bertanya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta memimpin ke arah yang benar.

*      Informan 3 : Zayudi Anwar, M.H.I (Leader STEI Al-Furqon Prabumulih) Wawancara dilakukan pada hari Selasa, 12 November 2019 pukul 11.08 melalui jaringan media sosial “Whatsapp”.
Menurut Anda apa bentuk permasalahan yang sering ditemui oleh seorang pimpinan dalam membangun dan membentuk suatu kinerja organisasi yang berkualitas. Berikan Contohnya!
Masalah komunikasi, mengkomunikasikan visi dan misi ke bawah sehingga setiap orang fokus berkerja sesuai visi dan misi. Begitu juga komunikasi secara teknis antar semua stake holder, membangun komunikasi yang baik kunci keberhasilan kepemimpinan.
Di Negara Indonesia dimana masyarakat masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka sebaiknya seperti apa karakteritik pemimpin yang harus dimiliki oleh negara ini?
Pemimpin yang mampu memperlakukan setiap pihak secara adil (bukan sama). Serta mampu mensejahterakan rakyatnya. Kesejahteraan rakyat menjadi fokus, bukan kesejahteraan segelintir orang atau korporasi.

*      Informan 4 : Mohammad Mufid, M.Pd (Ketua IKADI Prabumulih “Ikatan Da’i Indonesia”) Wawancara dilakukan pada hari Selasa, 12 November 2019 pukul 15.01 melalui jaringan media sosial “Whatsapp”.
Menurut Anda apa bentuk permasalahan yang sering ditemui oleh seorang pimpinan dalam membangun dan membentuk suatu kinerja organisasi yang berkualitas. Berikan Contohnya!
Bentuk permasalahan yang sering ditemui seorang pemimpin di sebuah organisasi adalah kurang solidnya kepengurusan. Hal ini biasanya setara demgan kualitas komitmen setiap pengurus. Karena kualitas komitmen antar pengurus satu dengan pengurus lainnya berbeda-beda.
Apalagi jika kinerja itu tidak ada gaji tetap atau insentif. Seperti IKADI yang murni fokus pada bidang dakwah pembinaan ummat. Para pengurus IKADI harus siap-siap berkorban waktu, tenaga dan dikiran. Tidak terkecuali sebagian kecil infaq untuk membantu pergerakan roda organisasi.
Di Negara Indonesia dimana masyarakat masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka sebaiknya seperti apa karakteritik pemimpin yang harus dimiliki oleh negara ini?
Karakter pemimpin yang ideal bukan hanya mengandalkan kecerdasan otak, tetapi perlu juga diimbangi dengan kecerdasan spiritual. Ini penting, karena sejatinya saat ini Indonesia tidak kekurangan SDM yang cerdas di bidang intelektual. Betapa banyak para pejabat atau pemimpin yang menempuh pendidikan tinggi, tetapi karena tidak diimbagi SDM spiritual yang baik, terjadi krisis kepemimpinan. Akibatnya korupsi semakin menjamur. Bamyak pejabat terjaring OTT.

*      Informan 5 : Agustin Noviana (Kepsek Muda “24th” Sekolah Alam Prabumulih) Wawancara dilakukan pada hari Selasa, 13 November 2019 pukul 08.07 melalui jaringan media sosial “Whatsapp”.
Menurut Anda apa bentuk permasalahan yang sering ditemui oleh seorang pimpinan dalam membangun dan membentuk suatu kinerja organisasi yang berkualitas. Berikan Contohnya!
Menurut saya permasalahan yang sering ditemui yaitu ketika memberikan instruksi kepada partner kerja kita yang seumuran dan mempunyai level pendidikan yang sama. Kedua menerapkan disiplin dalam kerja, karena pengaruh pada kepemimpin sebelumnya.
Di Negara Indonesia dimana masyarakat masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka sebaiknya seperti apa karakteritik pemimpin yang harus dimiliki oleh negara ini?
Karakteristik pemimpin yang harus dimiliki oleh pemimpin di negara ini yaitu pemimpin yang berakhlak mulia sesuai Al-Qur'an dan Sunnah.

KESIMPULAN
By. Anita Carlyna,S.I.P
Dari kelima (5) informan diatas, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.      Permasalahan yang sering ditemui seorang pemimpin dalam membangun kinerja organisasi terbagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Permasalahan internal berasal dari pribadi pemimpin itu sendiri seperti pola komunikasi pemimpin yang rumit sehingga sulit untuk diterjemahkan oleh bawahan atau bahkan tidak dimengerti maksud penyampaian dari pemimpin. Sehingga realisasi visi dan misi lembaga tidak berjalan seperti apa yang diinginkan karena pemimpin dan bawahan tidak mempunyai persepsi yang sama atas tujuan yang akan ditargetkan oleh lembaga. Sehingga komunikasi yang efektif ini menjadi permasalahan yang krusial yang sering dijumpai oleh suatu lembaga.
Contohnya (real) : target agenda berubah ketika hari H dikarenakan komunikasi pimpinan dengan panitia tidak satu pemikiran, yang membuat para anggota “kelabakan” berganti peralatan serta kurang siapnya segala keperluan agenda.
Kemudian pemimpin yang tidak mengerti esensi kepemimpinan, dimana karakter dan sikap yang ditunjukkan begitu kaku dan sistem perintah tanpa memberikan contoh terlebih dahulu. Sehingga bawahan “kalang-kabut” ketika mengerjakan tugas dari pemimpin yang tidak mempunyai gambaran terkait perintah yang diberikan, pada akhirnya tugas yang dikerjakan secara sembarang dan tidak punya target pencapaian yang jelas.
Lalu, pemimpin arogan yang perfeksionis. Pemimpin yang seperti ini tidak bisa merangkul bawahan dan kurang perhatian terhadap keluhan-keluhan yang diberikan bawahan.
Terakhir (dari penulis) pemimpin maupun bawahan yang kolot terkait era digital. Era revolusi 4.0 yang sudah melekat alat digital seperti laptop, modem yang dibawa kemana-mana. Bawahan yang sudah berumur perlu waktu untuk beradaptasi terkait alat-alat digital tersebut. Adapun bawahan muda namun “gaptek” ini menjadi pertanyaan besar. Kemana saja proses perkuliahannya selama ini, atau bagaimana proses rekruitmen yang terjadi jika yang seperti ini bisa lolos dalam seleksi. Sehingga  pemimpin mengeluarkan tenaga dan biaya dua kali lebih besar untuk mengatasi para guru muda “gaptek”.
Contohnya (real) : rapat kerja terkait prosem, rpp dll terhambat dikarenakan guru-guru yang tidak mengerti cara pengerjaannya menggunakan alat digital sementara pelatihan sudah berulang dilakukan.
Permasalahan eksternal berasal dari lingkungan luar sekolah. Seperti campur tangan pihak yayasan bagi sekolah swasta dan pengawas ataupun komite untuk sekolah negeri. Campur tangan disini, langsung terjun ke lapangan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Cukup guru yang bertindak terkait anak. Sehingga anak ataupun bawahan tidak bingung terkait kebijakan yang diterapkan yang terkadang bentrok antara kepala sekolah dengan yayasan. (real)

2.      Menurut  James L. Gibson, Ivancevich, dan Donnely (2009: 314-315 dikutip dari jurnal Rokhmaniyah PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret).
Menyatakan bahwa sifat-sifat(karakter) pemimpin yang efektif ada tiga aspek yaitu :
a)      Kemampuan
b)      Kepribadian
c)      Motivasi
Berdasarkan jawaban kelima informan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin harus mampu berkomunikasi secara efektif terhadap bawahan agar pencapaian visi misi serta realisasinya di lapangan dapat sesuai dengan yang ditargetkan. Pemimpin selain tingkat kecerdasan dan tanggap permasalahan yang tinggi dibanding bawahan, yang tak kalah penting adalah tingkat spritualitas dan ibadah yang justru harus lebih tinggi dibanding bawahan. Pemimpin yang religius, lebih bisa mengontrol emosi dan perhatian terhadap bawahan. Karena tingkah laku serta setiap kebijakan akan dibuat dengan dua pertimbangan, pertimbangan dunia kesejahteraan bawahan serta anak didik dan pertimbangan akhirat agar berbuah amal kebajikan di sisiNya.
Saya sepakat apa yang dikatakan oleh james dalam jurnalnya, bahwa pemimpin harus mempunyai 3 aspek yaitu pertama kemampuan, jelas seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan / skill dalam mengelola, memanage, mengatur, mengayomi serta melindungi bawahan. Kemampuan publik speaking yang baik, kemampuan mendengar pun harus baik untuk seorang pemimpin.
Kedua kepribadian, pemimpin harus mempunyai pribadi yang humble, tegas, dermawan serta lebih sensitif terkait keluhan-keluhan yang diberikan bawahan. 
Ketiga motivasi, pemimpin sebelum memberi motivasi pada orang lain justru harus mempunyai motivasi dari setiap tindakan yang dicontohkan, motivasi diri dapat terlihat dari sikap dan akhlak pemimpin. Motivasi untuk bersemangat, justru pemimpin harus lebih bersemangat dan sikap lainnya. Motivasi itu ditunjukkan bukan hanya dikatakan.