BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Strategis
Lembaga
pendidikan yang membawahi mata pelajaran atau program studi, selayaknya dapat
memusatkan perhatiannya kepada pelanggan dalam hal ini adalah anak didik dari
berbagai kalangan masyarakat jika memang ingin berhasil di era zama revolusi
industri 4.0 saat ini. Proses manajemen strategis ini dapat membantu
melancarkan tujuan dan cita yang ingin dicapai.
Manajemen
Strategi berasal dari dua kata yaitu :
manajemen dan strategi. Manajemen secara etimologi berasal dari bahasa Inggris to
manage yang berarti memerintah, mengatur, mengurus, mengemudikan. Kemudian
dalam perkembangannya, kata to manage mengalami perubahan menjadi manajement
yang berarti pimpinan, pengurusan dan pengelolaan (Willy dkk., 1997: 319).
Dalam bahasa Arab, kata manajemen identik dengan tadbir (تدبير
), idarah (إدارة) yang berarti mengelola, pengelolaan
(Alkalali, 1987: 247-248). Term manajemen dalam aplikasinya sering diartikan
sama dengan administrasi, termasuk dalam dunia pendidikan. Alasan mereka
menyamakan keduanya dengan dasar bahwa secara fungsional dan operasional.
Memang harus diakui bahwa para ahli hingga kini belum ada kesepakatan dalam dua
hal itu, namun demikian ada juga yang berpendapat bahwa manajemen dan
administrasi merupakan dua hal yang berbeda sebab manajemen merupakan inti dari
administrasi (Burhanuddin, 1994: 30-31).¹
Apabila
ditelusuri dalam berbagai literatur manajemen, maka pengertian manajemen secara
terminologis akan ditemukan bahwa manajemen mengandung empat pengertian, yaitu:
(a) manajemen sebagai suatu ilmu, (b) manajemen sebagai suatu proses, (c)
manajemen sebagai suatu seni (art) atau kiat, (d) manajemen sebagai
suatu profesi atau kemampuan. Namun demikian, secara sederhana manajemen dapat
didefinisikan sebagai upaya untuk mendapatkan sesuatu yang dikerjakan melalui
orang lain (get things done through other people).¹
Strategik
menurut etimologi berasal dari kata strategic (Inggris) yang berarti
kiat, cara, taktik utama (Nawawi, 2003: 147). Secara historis kata strategik
berawal dari dunia militer dan secara populer diartikan sebagai kiat yang
digunakan oleh para komandan militer (jenderal) untuk memenangkan peperangan.
Ralph Taylor dalam Websters’s World University Dictionary mengemukakan ”strategic
mean of great or vital importance within an integrated whole” (Taylor,
1965: 989) Namun kata strategik, kemudian dipergunakan juga oleh hampir seluruh
organisasi untuk menentukan pilihan dalam memenangkan ”peperangan” tertentu
guna mencapai tujuan (Siagian, 2001: 15).¹
Dari
pengertian di atas, maka yang dimaksud manajemen strategis adalah serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat untuk manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian
suatu tujuan organisasi tersebut. Adapun definisi lain tentang manajemen
strategik dari para ahli dalam buku Manajemen Strategis (Ramdhani, 2004:5) yang
dikutip oleh erna dan hedi dalam jurnalnya yang berjudul analisis manajemen
strategi yaitu :
1.
Glueck
dan Jauch, bahwa manajemen strategis merupakan arus keputusan dan tindakan yang
mengarah pada perkembangan suatu strategi-strategi yang efektif untuk mencapai
sasaran perusahaan.
2.
Wheelen
dan Hunger, bahwa manajemen strategi adalah serangkaian keputusan manajerial
dan kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.
Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan/perencanaan strategi,
pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.
3.
Dess
dan Miller, suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas, yaitu analisis
strategi, perumusan strategi, dan implementasi strategi.
4.
Ansoff,
kumpulan aturan pengambilan keputusan yang dijadikan panduan berperilaku dalam
organisasi, paling sedikit strategi yaitu (1) sebagai tolak ukur (yardstick)
objectives and goals, (2) bussines strategy, (3) administrative strategy, dan
(4) operating policy.
Dari defenisi
diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Manajemen strategi pada intinya
memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi/perusahaan dalam
segala hal untuk mendukung gerak perusahaan.
¹Mappasiara, (2018) “Manajemen strategik dan manajemen
operasional serta implementasinya pada lembaga pendidikan,” Vol. 2, No. 1 :
74-85.
2. Organisasi atau lembaga harus
melaksanakan manajemen strategis secara terus menerus dan harus fleksibel
dengan tuntutan kondisi dan situasi lapangan.
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal berperan sangat penting dalam menciptakan
generasi penerus bangsa yang cerdas dan unggul. Di kota besar, banyak
bermunculan sekolah-sekolah baru sehingga dengan banyaknya lembaga sekolah
menimbulkan pilihan-pilihan alternatif lembaga pendidikan untuk menjadi lawan
persaingan memperebutkan
siswa. Sehingga sekolah saat ini harus punya strategi yang jitu serta manajemen
strategi yang unggul dalam mengelola lembaga pendidikannya sehingga masyarakat
tertarik untuk memasukkan anaknya ke sekolah tersebut.
B. Ruang Lingkup Manajemen Strategis
Adapun
ruang lingkup atau batasan pembahasan manajemen strategik menurut konsep oleh
Wheelen and Hunger (1995), yaitu sebagai berikut :²
1.
Pengamatan
lingkungan
Dalam
lingkup ini, keputusan atau aturan yang akan diambil dalam manajemen strategis
harus memahami dan mengenal kondisi serta situasi lapangan (lingkungan) serta
menganalisis SWOT yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan sehingga
keputusan tersebut relevan dengan perkembangan masyarakat.
2.
Perumusan
atau perencanaan strategis
²Ahmad khoiri, (2016)
“Manageria: Jurnal manajemen pendidikan Islam, Manajemen strategik dan mutu pendidikan islam,” Vol. 1, No 1 :
76-99.
|
Dalam perumusan
manajemen strategis di suatu lembaga dapat berupa visi, misi serta penyusunan
program kerja lembaga. Perumusan ini tentu adalah langkah awal kerja-kerja apa
saja yang diunggulkan serta gambaran dari apa yang akan kita lakukan selama
beberapa tahun ke depan. Perencanaan strategis yang dibuat haruslah sesuai
dengan hasil pengamatan lingkungan yang telah dilakukan dan analisis SWOT.
3.
Pelaksanaan
(Implementasi) strategis
Program-program
yang telah dirancang sebaiknya dilakukan sesuai dengan penjadwalan yang telah
dirumuskan. Ruang lingkup ini dimana pergerakan dari suatu lembaga dimulai setelah
proses perencanaan yang matang, SDM yang memadai serta dana yang cukup.
4.
Evaluasi
dan Pengawasan strategis.
Pengawasan
dilakukan dalam dua bentuk yaitu formal dan informal. Dalam bentuk formal,
pengawasan dilakukan pada saat rapat seluruh anggota dan pengontrolan langsung
dari manajer. Sedangkan bentuk informal, pengawasan dilakukan menggunakan media
sosial ataupun media tersembunyi (cctv).
Evaluasi
merupakan proses pengukuran suatu kinerja apakah sudah mencapai target ataukah
belum. Evaluasi dilakukan sebaiknya setelah program kerja dilakukan agar dapat
melihat langsung kekurangan serta kelebihan dari program yang dijalankan. Adapun
evaluasi penutup dilakukan pada akhir tahun untuk melihat secara garis besar
peningkatan ataupun penurunan kinerja yang dilakukan per tahunnya.
C. Manajemen Strategis Bagian Dari
Ilmu Manajemen
Manajemen
strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi
dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen
strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan
bidang perilaku organisasi.
Berdasarkan
pengertian diatas manajemen strategis merupakan salah satu bidang dalam ilmu
manajemen dimana manajer si pelaku pembuat kebijakan atau strategi-strategi
yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga atau perusahaan tersebut serta
mengolah, mengatur, membimbing dan mengayomi yang merupakan termasuk ke dalam
lingkup manajemen.
D. Tugas Manajer Dalam Menyusun
Manajemen Strategis
Pemimpin
lembaga atau organisasi mempunyai tugas dan peranan yang penting bagi gerak dan
arah suatu lembaga tersebut. Kemana arah organisasi serta kualitas sistem yang
digerakkan bergantung bagaimana pemimpinnya memanaj bawahan serta sistem yang
dikelolanya. Adapun tugas atau peranan manajer dalam menyusun manajemen
strategis yaitu :
1.
Memberikan
arah pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
2.
Membantu
kepentingan berbagai pihak
3.
Dapat
mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata
4.
Mampu
membuat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi kinerja yang efisien dan
efektif.
5.
Mendorong
keseimbangan dalam menciptakan efesiensi dan efektivitas.³
Manajemen
strategis dalam dunia pendidikan membawa pengaruh besar akan peningkatan
kualitas lembaga dan sumber daya yang bekerja di dalamnya. Sebagai seorang
manajer, kepala sekolah harus mempunyai 4 (empat) kompetensi dan keterampilan
utama dalam menajerial organisasi. Adapaun ke-4 kompetensi tersebut adalah :
1.
Keterampilan
dalam perencanaan. Kepala sekolah harus mampu melakukan proses perumusan atau
perencanaan baik perencanaan jangka
pendek (1–2 tahun), menengah (2-5 tahun) dan perencanaan jangka panjang (5-10
tahun). Dengan adanya perencanaan, lembaga pendidikan mampu mengukur kemampuan
serta menjadi acuan keberhasilan dan kesuksesan dalam pekerjaan.
2.
Keterampilan
dalam melakukan pengorganisasian. Lembaga pendidikan terdiri dari berbagai
sumber daya manusia yang mendukung sistem kerja pendidikan agar tetap
berlangsung sebagaimana mestinya yang terdiri dari guru, karyawan, bagian
keuangan dan siswa itu sendiri serta gedung dan sarana-prasarana yang dimiliki.
Kepala sekolah harus mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang
tersedia dengan maksimal dan sebaik-baiknya.
³Erma R dan Hedi C,
(2016) “Jurnal ekonomi & bisnis: Analisis manajemen strategi pada PT. PLN
(Persero) (Studi kasus UPJ Garut Kota-Kaupaten Garut),” Vol. 18, No. 1 :
12-20.
|
3. Kemampuan dalam
pelaksanaan (implementasi) pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Pada tahap ini kepala sekolah diharapkan dapat memberikan contoh
dalam pelaksanaan kerja,
membangun motivasi dan bekerja sama,
serta melakukan koordinasi dengan berbagai elemen pendidikan. Perencaan akan
berbuah hasil yang baik jika diimplementasikan dengan sungguh-sungguh dan
profesional.
4.
Tahap
pengawasan. Pengawasan atau supervisi dibagi menjadi dua yaitu supervisi
manajemen ddan supervisi bidang pengajaran. Adapun supervisi manajemen yaitu
pengawasan dalam bidang pengembangan keterampilan dan kompetensi administrasi
keuangan dan kelembagaan. Supervisi pengajaran yaitu melakukan pengawasan dan
kendali terhadap tugas serta kemampuan tenaga pendidik sebagai seorang guru.
Oleh karena itulah, kepala sekolah harus mempunyai kompetensi dan keterampilan
profesional sebagai guru, sehingga mampu memberikan supervisi yang baik bagi bawahannya
(tenaga pendidik).
E. Pentingnya Manajemen Strategis
Manajemen
strategis sangat dibutuhkan oleh semua organisasi atau lembaga dalam berproses
dan beraktivitas, karena jika tidak adanya manajemen strategis tujuan dan
pencapaian dari suatu organisasi tidak dapat dicapai dengan maksimal. Hani
Handoko (1998: 6-7) memberikan tiga alasan utama mengapa manajemen strategis
itu sangat penting dibutuhkan dalam setiap organisasi, yaitu:
1.
Untuk
mecapai tujuan. Dengan penerapan yang baik, maka pencapaian tujuan organisasi
dan perorangan akan lebih mudah tercapai, sebab dengan manajemen kegiatan
organisasi diproses secara sistematis mulai tahapan perencanaan,
perorganisasian, kepemimpinan, pengontrolan hingga penilaian.
2.
Untuk
menjaga keseimbangan diantara tujuan yang saling bertentangan. Manajemen
dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara berbagai tujuan, sasaran, kegiatan
pembagian tugas, pembiayaan dan lain-lain.
3.
Untuk
mencapai efesiensi dan efektifitas. Suatu pekerjaan dan aktivitas organisasi
dapat diukur dengan berbagai pencekatan dan cara. Ukuran yang umum dipakai
adalah standar efisiensi dan efektifitas.⁴
Menurut
Salusu J. (1996:498) ada empat hal ang perlu ditekankan dalam
mengimplementasikan manajemen strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sebuah lembaga pendidikan dalam menghadapai tantangan global yaitu :
1.
Peningkatan
kualitas manajemen pendidikan
2.
Peningkatan
kualitas proses pembelajaran
3.
Peningkatan
kualitas SDM tenaga kependidikan
4.
Membangun
jaringan kerja (networking)⁴
Maka
urgensitas manajemen strategis dalam kerangka membangun suatu organisasi,
lembaga terkhusus di lembaga pendidikan untuk menjadi solid, mapan dan kuat di
tengah terpaan berbagai tantangan terutama di zaman era revolusi industri 4.0.
⁴Mappasiara,
(2018) “Manajemen strategik dan manajemen
operasional serta implementasinya pada lembaga pendidikan,” Vol. 2, No. 1 :
74-85.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen
strategi pada intinya memilih alternatif strategi yang terbaik bagi
organisasi/lembaga dalam segala hal untuk mendukung gerak organisasi. Manajemen
strategis bukanlah suatu kebutuhan tetapi suatu kewajiban dan bagian terpenting
yang harus dilakukan oleh manajer jika lembaga yang dipimpin ingin maju dan
menyesuaikan kondisi dengan perkembangan zaman yang semakin melesat. Apalagi
manajemen strategis dalam pendidikan sangat mempengaruhi aktivitas dan kinerja
pendidik dan anak didik agar dapat berkembang dan menonjolkan kemampuan. Serta
berpengaruh pula pada masyarakat sekitar mengenai kepercayaan publik yang
positif dengan kinerja lembaga pendidikan jika manajemen strategis yang di lakukan berhasil mencapai target yang
diinginkan.
Adapun
tugas dari manajer dalam menyusun manajemen strategis yaitu Memberikan arah
pencapaian tujuan organisasi/perusahaan, membantu kepentingan berbagai pihak,
dapat mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata, mampu membuat
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi kinerja yang efisien dan efektif serta
mendorong keseimbangan dalam menciptakan efesiensi dan efektivitas.
Manajemen
strategi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ilmu manajemen. Hadir
sebagai suatu solusi untuk memberdayakan keseluruhan organisasi (lembaga) agar
secara komprehensif dan sistematis mampu mewujudkan visi dan misi organisasi
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad khoiri,
(2016) “Manageria: Jurnal manajemen pendidikan Islam, Manajemen strategik dan mutu pendidikan islam,” Vol. 1, No 1 : 76-99.
Erma R dan
Hedi C, (2016) “Jurnal ekonomi & bisnis: Analisis manajemen strategi pada PT. PLN (Persero) (Studi kasus UPJ
Garut Kota-Kaupaten Garut),” Vol. 18, No. 1 : 12-20.
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_strategis
Mappasiara,
(2018) “Manajemen strategik dan manajemen
operasional serta implementasinya pada lembaga pendidikan,” Vol. 2, No. 1 :
74-85.
Samrin, dkk
(2018) “ Jurnal Al-Ta’dib: Manajemen
strategi dalam penguatan program studi manajemen pendidikan Islam (MPI)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari,” Vol. 11, No. 2 : 19-36.