Monday, December 16, 2019

Manajemen Strategis




BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Manajemen Strategis
Lembaga pendidikan yang membawahi mata pelajaran atau program studi, selayaknya dapat memusatkan perhatiannya kepada pelanggan dalam hal ini adalah anak didik dari berbagai kalangan masyarakat jika memang ingin berhasil di era zama revolusi industri 4.0 saat ini. Proses manajemen strategis ini dapat membantu melancarkan tujuan dan cita yang ingin dicapai.
Manajemen Strategi berasal dari dua kata yaitu : manajemen dan strategi. Manajemen secara etimologi berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti memerintah, mengatur, mengurus, mengemudikan. Kemudian dalam perkembangannya, kata to manage mengalami perubahan menjadi manajement yang berarti pimpinan, pengurusan dan pengelolaan (Willy dkk., 1997: 319). Dalam bahasa Arab, kata manajemen identik dengan tadbir (تدبير ), idarah (إدارة) yang berarti mengelola, pengelolaan (Alkalali, 1987: 247-248). Term manajemen dalam aplikasinya sering diartikan sama dengan administrasi, termasuk dalam dunia pendidikan. Alasan mereka menyamakan keduanya dengan dasar bahwa secara fungsional dan operasional. Memang harus diakui bahwa para ahli hingga kini belum ada kesepakatan dalam dua hal itu, namun demikian ada juga yang berpendapat bahwa manajemen dan administrasi merupakan dua hal yang berbeda sebab manajemen merupakan inti dari administrasi (Burhanuddin, 1994: 30-31).¹
Apabila ditelusuri dalam berbagai literatur manajemen, maka pengertian manajemen secara terminologis akan ditemukan bahwa manajemen mengandung empat pengertian, yaitu: (a) manajemen sebagai suatu ilmu, (b) manajemen sebagai suatu proses, (c) manajemen sebagai suatu seni (art) atau kiat, (d) manajemen sebagai suatu profesi atau kemampuan. Namun demikian, secara sederhana manajemen dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mendapatkan sesuatu yang dikerjakan melalui orang lain (get things done through other people).¹
Strategik menurut etimologi berasal dari kata strategic (Inggris) yang berarti kiat, cara, taktik utama (Nawawi, 2003: 147). Secara historis kata strategik berawal dari dunia militer dan secara populer diartikan sebagai kiat yang digunakan oleh para komandan militer (jenderal) untuk memenangkan peperangan. Ralph Taylor dalam Websters’s World University Dictionary mengemukakan ”strategic mean of great or vital importance within an integrated whole” (Taylor, 1965: 989) Namun kata strategik, kemudian dipergunakan juga oleh hampir seluruh organisasi untuk menentukan pilihan dalam memenangkan ”peperangan” tertentu guna mencapai tujuan (Siagian, 2001: 15).¹
Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat untuk manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian suatu tujuan organisasi tersebut. Adapun definisi lain tentang manajemen strategik dari para ahli dalam buku Manajemen Strategis (Ramdhani, 2004:5) yang dikutip oleh erna dan hedi dalam jurnalnya yang berjudul analisis manajemen strategi yaitu :
1.    Glueck dan Jauch, bahwa manajemen strategis merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi-strategi yang efektif untuk mencapai sasaran perusahaan.
2.    Wheelen dan Hunger, bahwa manajemen strategi adalah serangkaian keputusan manajerial dan kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan/perencanaan strategi, pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.
3.    Dess dan Miller, suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas, yaitu analisis strategi, perumusan strategi, dan implementasi strategi.
4.    Ansoff, kumpulan aturan pengambilan keputusan yang dijadikan panduan berperilaku dalam organisasi, paling sedikit strategi yaitu (1) sebagai tolak ukur (yardstick) objectives and goals, (2) bussines strategy, (3) administrative strategy, dan (4) operating policy.
Dari defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.    Manajemen strategi pada intinya memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi/perusahaan dalam segala hal untuk mendukung gerak perusahaan.
¹Mappasiara, (2018) “Manajemen strategik dan manajemen operasional serta implementasinya pada lembaga pendidikan,” Vol. 2, No. 1 : 74-85.
2.    Organisasi atau lembaga harus melaksanakan manajemen strategis secara terus menerus dan harus fleksibel dengan tuntutan kondisi dan situasi lapangan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berperan sangat penting dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan unggul. Di kota besar, banyak bermunculan sekolah-sekolah baru sehingga dengan banyaknya lembaga sekolah menimbulkan pilihan-pilihan alternatif lembaga pendidikan untuk menjadi lawan persaingan memperebutkan siswa. Sehingga sekolah saat ini harus punya strategi yang jitu serta manajemen strategi yang unggul dalam mengelola lembaga pendidikannya sehingga masyarakat tertarik untuk memasukkan anaknya ke sekolah tersebut.

B. Ruang Lingkup Manajemen Strategis
Adapun ruang lingkup atau batasan pembahasan manajemen strategik menurut konsep oleh Wheelen and Hunger (1995), yaitu sebagai berikut :²
1.    Pengamatan lingkungan
Dalam lingkup ini, keputusan atau aturan yang akan diambil dalam manajemen strategis harus memahami dan mengenal kondisi serta situasi lapangan (lingkungan) serta menganalisis SWOT yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan sehingga keputusan tersebut relevan dengan perkembangan masyarakat.
2.    Perumusan atau perencanaan strategis
²Ahmad khoiri, (2016) “Manageria: Jurnal manajemen pendidikan Islam, Manajemen strategik dan mutu pendidikan islam,” Vol. 1, No 1 : 76-99.
Dalam perumusan manajemen strategis di suatu lembaga dapat berupa visi, misi serta penyusunan program kerja lembaga. Perumusan ini tentu adalah langkah awal kerja-kerja apa saja yang diunggulkan serta gambaran dari apa yang akan kita lakukan selama beberapa tahun ke depan. Perencanaan strategis yang dibuat haruslah sesuai dengan hasil pengamatan lingkungan yang telah dilakukan dan analisis SWOT.
3.    Pelaksanaan (Implementasi) strategis
Program-program yang telah dirancang sebaiknya dilakukan sesuai dengan penjadwalan yang telah dirumuskan. Ruang lingkup ini dimana pergerakan dari suatu lembaga dimulai setelah proses perencanaan yang matang, SDM yang memadai serta dana yang cukup.
4.    Evaluasi dan Pengawasan strategis.
Pengawasan dilakukan dalam dua bentuk yaitu formal dan informal. Dalam bentuk formal, pengawasan dilakukan pada saat rapat seluruh anggota dan pengontrolan langsung dari manajer. Sedangkan bentuk informal, pengawasan dilakukan menggunakan media sosial ataupun media tersembunyi (cctv).
Evaluasi merupakan proses pengukuran suatu kinerja apakah sudah mencapai target ataukah belum. Evaluasi dilakukan sebaiknya setelah program kerja dilakukan agar dapat melihat langsung kekurangan serta kelebihan dari program yang dijalankan. Adapun evaluasi penutup dilakukan pada akhir tahun untuk melihat secara garis besar peningkatan ataupun penurunan kinerja yang dilakukan per tahunnya.

C. Manajemen Strategis Bagian Dari Ilmu Manajemen
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Berdasarkan pengertian diatas manajemen strategis merupakan salah satu bidang dalam ilmu manajemen dimana manajer si pelaku pembuat kebijakan atau strategi-strategi yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga atau perusahaan tersebut serta mengolah, mengatur, membimbing dan mengayomi yang merupakan termasuk ke dalam lingkup manajemen.



D. Tugas Manajer Dalam Menyusun Manajemen Strategis
Pemimpin lembaga atau organisasi mempunyai tugas dan peranan yang penting bagi gerak dan arah suatu lembaga tersebut. Kemana arah organisasi serta kualitas sistem yang digerakkan bergantung bagaimana pemimpinnya memanaj bawahan serta sistem yang dikelolanya. Adapun tugas atau peranan manajer dalam menyusun manajemen strategis yaitu :
1.    Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
2.    Membantu kepentingan berbagai pihak
3.    Dapat mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata
4.    Mampu membuat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi kinerja yang efisien dan efektif.
5.    Mendorong keseimbangan dalam menciptakan efesiensi dan efektivitas.³
Manajemen strategis dalam dunia pendidikan membawa pengaruh besar akan peningkatan kualitas lembaga dan sumber daya yang bekerja di dalamnya. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mempunyai 4 (empat) kompetensi dan keterampilan utama dalam menajerial organisasi. Adapaun ke-4 kompetensi tersebut adalah :
1.    Keterampilan dalam perencanaan. Kepala sekolah harus mampu melakukan proses perumusan atau perencanaan  baik perencanaan jangka pendek (1–2 tahun), menengah (2-5 tahun) dan perencanaan jangka panjang (5-10 tahun). Dengan adanya perencanaan, lembaga pendidikan mampu mengukur kemampuan serta menjadi acuan keberhasilan dan kesuksesan dalam pekerjaan.
2.    Keterampilan dalam melakukan pengorganisasian. Lembaga pendidikan terdiri dari berbagai sumber daya manusia yang mendukung sistem kerja pendidikan agar tetap berlangsung sebagaimana mestinya yang terdiri dari guru, karyawan, bagian keuangan dan siswa itu sendiri serta gedung dan sarana-prasarana yang dimiliki. Kepala sekolah harus mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan maksimal dan sebaik-baiknya.

³Erma R dan Hedi C, (2016) “Jurnal ekonomi & bisnis: Analisis manajemen strategi pada PT. PLN (Persero) (Studi kasus UPJ Garut Kota-Kaupaten Garut),” Vol. 18, No. 1 : 12-20.

  3.  Kemampuan dalam pelaksanaan (implementasi) pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Pada tahap ini kepala sekolah diharapkan dapat memberikan contoh dalam pelaksanaan kerja,
membangun motivasi dan bekerja sama, serta melakukan koordinasi dengan berbagai elemen pendidikan. Perencaan akan berbuah hasil yang baik jika diimplementasikan dengan sungguh-sungguh dan profesional.
4.    Tahap pengawasan. Pengawasan atau supervisi dibagi menjadi dua yaitu supervisi manajemen ddan supervisi bidang pengajaran. Adapun supervisi manajemen yaitu pengawasan dalam bidang pengembangan keterampilan dan kompetensi administrasi keuangan dan kelembagaan. Supervisi pengajaran yaitu melakukan pengawasan dan kendali terhadap tugas serta kemampuan tenaga pendidik sebagai seorang guru. Oleh karena itulah, kepala sekolah harus mempunyai kompetensi dan keterampilan profesional sebagai guru, sehingga mampu memberikan supervisi yang baik bagi bawahannya (tenaga pendidik).

E. Pentingnya Manajemen Strategis
Manajemen strategis sangat dibutuhkan oleh semua organisasi atau lembaga dalam berproses dan beraktivitas, karena jika tidak adanya manajemen strategis tujuan dan pencapaian dari suatu organisasi tidak dapat dicapai dengan maksimal. Hani Handoko (1998: 6-7) memberikan tiga alasan utama mengapa manajemen strategis itu sangat penting dibutuhkan dalam setiap organisasi, yaitu:
1.    Untuk mecapai tujuan. Dengan penerapan yang baik, maka pencapaian tujuan organisasi dan perorangan akan lebih mudah tercapai, sebab dengan manajemen kegiatan organisasi diproses secara sistematis mulai tahapan perencanaan, perorganisasian, kepemimpinan, pengontrolan hingga penilaian.
2.    Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara berbagai tujuan, sasaran, kegiatan pembagian tugas, pembiayaan dan lain-lain.
3.    Untuk mencapai efesiensi dan efektifitas. Suatu pekerjaan dan aktivitas organisasi dapat diukur dengan berbagai pencekatan dan cara. Ukuran yang umum dipakai adalah standar efisiensi dan efektifitas.⁴
Menurut Salusu J. (1996:498) ada empat hal ang perlu ditekankan dalam mengimplementasikan manajemen strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di sebuah lembaga pendidikan dalam menghadapai tantangan global yaitu :
1.    Peningkatan kualitas manajemen pendidikan
2.    Peningkatan kualitas proses pembelajaran
3.    Peningkatan kualitas SDM tenaga kependidikan
4.    Membangun jaringan kerja (networking)⁴
Maka urgensitas manajemen strategis dalam kerangka membangun suatu organisasi, lembaga terkhusus di lembaga pendidikan untuk menjadi solid, mapan dan kuat di tengah terpaan berbagai tantangan terutama di zaman era revolusi industri 4.0.

⁴Mappasiara, (2018) “Manajemen strategik dan manajemen operasional serta implementasinya pada lembaga pendidikan,” Vol. 2, No. 1 : 74-85.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen strategi pada intinya memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi/lembaga dalam segala hal untuk mendukung gerak organisasi. Manajemen strategis bukanlah suatu kebutuhan tetapi suatu kewajiban dan bagian terpenting yang harus dilakukan oleh manajer jika lembaga yang dipimpin ingin maju dan menyesuaikan kondisi dengan perkembangan zaman yang semakin melesat. Apalagi manajemen strategis dalam pendidikan sangat mempengaruhi aktivitas dan kinerja pendidik dan anak didik agar dapat berkembang dan menonjolkan kemampuan. Serta berpengaruh pula pada masyarakat sekitar mengenai kepercayaan publik yang positif dengan kinerja lembaga pendidikan jika manajemen strategis yang di lakukan berhasil mencapai target yang diinginkan.
Adapun tugas dari manajer dalam menyusun manajemen strategis yaitu Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi/perusahaan, membantu kepentingan berbagai pihak, dapat mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata, mampu membuat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi kinerja yang efisien dan efektif serta mendorong keseimbangan dalam menciptakan efesiensi dan efektivitas.
Manajemen strategi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ilmu manajemen. Hadir sebagai suatu solusi untuk memberdayakan keseluruhan organisasi (lembaga) agar secara komprehensif dan sistematis mampu mewujudkan visi dan misi organisasi tersebut.







DAFTAR PUSTAKA
Ahmad khoiri, (2016) “Manageria: Jurnal manajemen pendidikan Islam, Manajemen strategik dan mutu pendidikan islam,” Vol. 1, No 1 : 76-99.
Erma R dan Hedi C, (2016) “Jurnal ekonomi & bisnis: Analisis manajemen strategi pada PT. PLN (Persero) (Studi kasus UPJ Garut Kota-Kaupaten Garut),” Vol. 18, No. 1 : 12-20.
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_strategis
Mappasiara, (2018) “Manajemen strategik dan manajemen operasional serta implementasinya pada lembaga pendidikan,” Vol. 2, No. 1 : 74-85.
Samrin, dkk (2018) “ Jurnal Al-Ta’dib: Manajemen strategi dalam penguatan program studi manajemen pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari,” Vol. 11, No. 2 : 19-36.

No comments:

Post a Comment