Tuesday, October 22, 2019

PAWAI KEMAJUAN, STAGNASI ATAU KEMEROSOTAN NILAI BUDAYA



         Pawai atau biasa masyarakat sebut dengan karnaval di Kota Prabumulih yang dilaksanakan hari Sabtu, 19 Oktober 2019 kemarin sangat meriah dan disambut antusias masyarakat dari kalangan bawah sampai masyarakat tingkat atas. Para peserta pawai dimulai dari siswa SMP sampai tingkat Umum dan masyarakat. Start dimulai dari lapangan Ria Jaya Pertamina, yang sudah dipadati sejak jam setengah 6 pagi serta garis finish berada di jalan simpang tiga menuju GOR Prabu Jaya. Dengan adanya kegiatan yang mengikutsertakan semua kalangan masyarakat, banyak pihak yang diuntungkan, terutama para pedagang kaki lima atau pedagang dadakan yang melihat peluang untuk berdagang pernak-pernik mulai dari aneka kuliner jajanan sampai barang mainan anak-anak. Aneka kuliner dijual dengan harga biasa murah meriah namun tak terjamin baik dari segi kesehatan dan pengelolaannya, karena lokasi yang berada di sisi jalan yang dipadati masyarakat yang hulu-hilir yang memungkinkan debu bertebaran dimana-mana. Sedangkan pedagang yang menjual aneka mainan anak-anak yang sangat bisa mengambil peluang untuk menaikkan harga tinggi dibanding harga jual pasaran, karena objek penjualan anak-anak yang mana orang tua harus membelikannya daripada sang anak membuat malu di tengah keramaian.

         Agenda besar yang diadakan rutin setiap tahunnya ini mengambil moment HUT Dirgahayu Kota Prabumulih yang jatuh pada tanggal 17 Oktober, tahun ini merayakan hari jadi yang ke-18 tahun. Kota yang beranjak dewasa, namun esensi dari kegiatan ini setiap tahunnya dipandang tidak ada perubahan, yang awalnya ingin melestarikan budaya Indonesia Bhinneka Tunggal Ika mempertunjukkan pakaian adat dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, serta Impian masa depan baik dari sisi macam-macam pekerjaan maupun macam-macam komunitas yang ada di sekolah. 

    Namun sepanjang tahun pawai diadakan esensi dari budaya itu semakin tahun semakin menghilang. Sebagian besar sekolah menonjolkan budaya-budaya yang justru berasal dari luar, pakaian-pakaian modern yang sudah dicampurbaurkan dengan budaya luar. Dandanan yang terlalu glamor menampakkan keindahan fana, yang seakan-akan pawai ini hanya pertunjukkan siapa yang lebih cantik dan megah busananya. Masyarakat awam mungkin tidak tahu esensi dari tujuan diadakannya pawai, yang mereka tahu kesenangan, kumpul bersama teman-teman, melihat aksi dari aksi kekonyolan yang tidak patut untuk dilakukan anak sekolah seperti laki-laki berlenggak-lenggok melebihi sisi wanita, ataupun wanita memperlihatkan gaya kelelakiannya. Ada juga aksi mayoret seksi, rok di atas paha, baju ketat sedada, menari-nari memperlihatkan indah tubuhnya. Semua hal itu sudah melewati batasan-batasan budaya Indonesia.

      Ulang Tahun Kota Prabumulih yang diperingati dengan diadakannya karnaval, justru tidak tampak isi dan esensi hubunganya dengan karnaval yang diadakan. Dimanakah tampak pencapaian dan keberhasilan kota Prabumulih setidaknya dalam dunia pendidikan, jika halnya hanya menunjukkan kombinasi budaya. Namun kombinasi budaya yang menonjol justru budaya luar. 

     Dari sisi ketuhanan, Indonesia merupakan negara muslim terbesar dunia. Berdasarkan data Globalreligiusfuture, penduduk Indonesia yang beragama Islam pada 2010 mencapai 209.12 juta jiwa atau sekita 87% dari total populasi. Kemudia pada 2020, penduduk muslim Indonesia diperkirakan akan mencapai 229,62 juta jiwa.

        Sementara negara dengan penduduk muslim terbesar kedua adalah India yakni 176,2 juta jiwa. Negara dengan penduduk muslim terbesar ketiga di dunia adalah Pakistan yakni sebanyak 167,41 juta jiwa.

        Kondisi banyaknya masyarakat yang menganut agama Islam di dunia seharusnya tercemin dalam sikap perilaku baik dari sisi pemerintahannya maupun masyarakatnya. Namun lagi-lagi kita kehilangan esensi dari agama itu sendiri. Contoh yang paling real yang dapat kita lihat adalah pertunjukkan pawai di Kota Prabumulih beberapa hari lalu. Suatu bentuk penyembahan kewajiban bagi umat muslim yang pertama adalah sholat fardhu 5 waktu, namun adakah jeda dalam pertujukkan pawai untuk memberikan waktu sholat? adakah waktu istirahat bagi para juri dan pejabat untuk menunaikan sholat? Waktu dzuhur mungkin bisa dimanfaatkan sekalian waktu makan siang, bisa jadi para pejabat sholat. Namun bagaimana para peserta? Waktu ashar tidak ada jeda istirahat sama sekali. Apalagi pawai berakhir pada malam hari sekitar pukul 20.00 wib. Akankah waktu magrib ada jedanya? jawabannya tidak. Pawai tetap berjalan serta para juri tetap menilai. Lalu dimana esensi nilai ketuhanan pada Pancasila sila pertama. Dimanakah bentuk wujud dari Indonesia negara terbesar muslimnya di dunia? 

         Lalu apa yang dapat kita ambil dari agenda besar yang dilakukan pemerintah ini, justru hanya menghasilkan kesenangan sesaat serta pengakuan ketenaran. Wajar saja jika ada sebagian masyarakat menyatakan bosan melihat itu itu saja, tidak ada perubahan konsep pawai di setiap tahunnya. Para pemuda harapan bangsa bagaikan badut bertopeng menampakkan pakaian luar namun isi serta jiwa pemuda di dalamnya kosong. 








...

1. Analisislah teks di atas termasuk jenis teks apa beserta alasannya? (Teks hasil laporan observasi, Teks Eksposisi, Teks Anekdot)
2. Jelaskan struktur teks di atas!
3. Evaluasilah teks di atas dari sisi kaidah kebahasaannya dan struktur teks!

Tugas Rabu, 23 Oktober 2019 Pukul 13.00-15.00 Wib.
Tulis dibuku tulis dan dikumpulkan secara kolektif dengan ketua kelas serta letakkan di atas meja guru. Terima Kasih

Monday, October 21, 2019

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIS




DAFTAR ISI



Kata Pengantar..................................................................................................   i

Daftar Isi ............................................................................................................   ii

Bab I Pendahuluan ...........................................................................................   1

A.   Latarbelakang.........................................................................................  1

B.   Masalah ..................................................................................................  2

C.   Rumusan Masalah ................................................................................  2

D.   Maksud dan Tujuan Penulisan ............................................................  2

E.    Metode Penulisan .................................................................................  3



Bab II Pembahasan ...........................................................................................  3

A.   Definisi Manajemen Strategis ..............................................................  3

B.   Ruang Lingkup Manajemen Strategis ................................................. 5

C.   Manajemen Strategis Bagian Dari Ilmu Manajemen .......................... 6

D.   Tugas Manajer Dalam Menyusun Manajemen Strategis ................... 7

E.    Pentingnya Manajemen Strategis ........................................................ 8



Bab III Penutup ..................................................................................................  10

A.   Kesimpulan ............................................................................................  10



Daftar Pustaka ...................................................................................................  11





BAB I



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang


Kepemimpinan tak lepas dengan kemampuan seseorang dalam mengendalikan, mengelola (manege) dan mengatur sesuatu yang dipimpin. Pemimpin (manager) harus mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter dari SDM yang dipimpin. Salah satunya dalam dunia pendidikan, maka pemimpin harus mampu mengembangkan dan memanaj kemampuan serta karakter anak didik, dimana merekalah harapan untuk peradaban bangsa yang lebih baik ke depan. Tugas pemimpin untuk mencapai tujuannya harus menggunakan manajemen strategis yang teruji agar dapat memenuhi pencapaian yang maksimal.

Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai permasalahan, baik dari dalam lembaga maupun dari luar, baik dari sisi siswa maupun dari segi pendidik dan manajemen sekolahnya. Tidak hanya dalam dunia bisnis yang membutuhkan manajemen strategis, dunia pendidikan-pun harus mempunyai sistem manajemen yang strategis untuk mengatasi dan mencegah munculnya permasalahan.

Dalam suatu sistem lembaga pendidikan ada yang disebut manajer yang bertugas untuk mengelola sistem yang berada di bawahnya. Manajer dituntut untuk menyelesaikan permasalahan baik kecil maupun besar yang terdapat dalam lembaga tersebut. Manajer harus bisa membuat strategi, tindakan serta dapat melihat peluang besar agar keputusan yang diambil dapat mengurangi kesalahan maupun kekurangan suatu lembaga atau bahkan dapat memformulasikan strategi-strategi baru demi kemajuan lembaga yang dipimpin dalam pembahasan ini adalah pendidikan di Indonesia.

B. Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dimuat inti permasalahnnya yaitu :
1. Bagaimana pentingnya manajemen strategis bagi suatu lembaga pendidikan?

C. Rumusan Masalah

1.    Apa definisi dari manajemen strategis?
2.    Apa saja ruang lingkup manajemen strategis?
3.    Apakah manajemen strategis bagian dari ilmu manajemen?
4.    Apa saja tugas manajer dalam menyusun Manajemen strategis?
5.    Apa pentingnya manajemen strategis?

D. Maksud dan Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.    Memenuhi tugas mata kuliah “Perencanaan Strategi Pendidikan”
2.    Memahami serta dapat mengaplikasikan manajemen strategis
3.    Mengetahui pentingnya manajemen strategis bagi sebuah lembaga atau organisasi
4.    Mengetahui definisi manajemen strategis serta ruang lingkupnya
5.    Mengetahui manajemen strategis bagian dari ilmu manajemen
6.    Mengetahui dan memahami tugas manajer dalam menyusun manajemen strategis

E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu metode kepustakaan. Dimana metode kepustakaan ini dilaksanakan dengan mencari referensi bacaan baik dari buku-buku yang relevan, jurnal, e-jurnal maupun browsing internet yang menunjang serta berkaitan dengan materi dalam makalah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Strategis

Lembaga pendidikan yang membawahi mata pelajaran atau program studi, selayaknya dapat memusatkan perhatiannya kepada pelanggan dalam hal ini adalah anak didik dari berbagai kalangan masyarakat jika memang ingin berhasil di era zama revolusi industri 4.0 saat ini. Proses manajemen strategis ini dapat membantu melancarkan tujuan dan cita yang ingin dicapai.

Manajemen Strategi berasal dari dua kata yaitu : manajemen dan strategi. Manajemen secara etimologi berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti memerintah, mengatur, mengurus, mengemudikan. Kemudian dalam perkembangannya, kata to manage mengalami perubahan menjadi manajement yang berarti pimpinan, pengurusan dan pengelolaan (Willy dkk., 1997: 319). Dalam bahasa Arab, kata manajemen identik dengan tadbir (تدبير ), idarah (إدارة) yang berarti mengelola, pengelolaan (Alkalali, 1987: 247-248). Term manajemen dalam aplikasinya sering diartikan sama dengan administrasi, termasuk dalam dunia pendidikan. Alasan mereka menyamakan keduanya dengan dasar bahwa secara fungsional dan operasional. Memang harus diakui bahwa para ahli hingga kini belum ada kesepakatan dalam dua hal itu, namun demikian ada juga yang berpendapat bahwa manajemen dan administrasi merupakan dua hal yang berbeda sebab manajemen merupakan inti dari administrasi (Burhanuddin, 1994: 30-31).¹

Apabila ditelusuri dalam berbagai literatur manajemen, maka pengertian manajemen secara terminologis akan ditemukan bahwa manajemen mengandung empat pengertian, yaitu: (a) manajemen sebagai suatu ilmu, (b) manajemen sebagai suatu proses, (c) manajemen sebagai suatu seni (art) atau kiat, (d) manajemen sebagai suatu profesi atau kemampuan. Namun demikian, secara sederhana manajemen dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mendapatkan sesuatu yang dikerjakan melalui orang lain (get things done through other people).¹
Strategik menurut etimologi berasal dari kata strategic (Inggris) yang berarti kiat, cara, taktik utama (Nawawi, 2003: 147). Secara historis kata strategik berawal dari dunia militer dan secara populer diartikan sebagai kiat yang 
digunakan oleh para komandan militer (jenderal) untuk memenangkan peperangan. Ralph Taylor dalam Websters’s World University Dictionary mengemukakan ”strategic mean of great or vital importance within an integrated whole” (Taylor, 1965: 989) Namun kata strategik, kemudian dipergunakan juga oleh hampir seluruh organisasi untuk menentukan pilihan dalam memenangkan ”peperangan” tertentu guna mencapai tujuan (Siagian, 2001: 15).¹

Dari pengertian di atas, maka yang dimaksud manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat untuk manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian suatu tujuan organisasi tersebut. Adapun definisi lain tentang manajemen strategik dari para ahli dalam buku Manajemen Strategis (Ramdhani, 2004:5) yang dikutip oleh erna dan hedi dalam jurnalnya yang berjudul analisis manajemen strategi yaitu :

1.    Glueck dan Jauch, bahwa manajemen strategis merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi-strategi yang efektif untuk mencapai sasaran perusahaan.
2.    Wheelen dan Hunger, bahwa manajemen strategi adalah serangkaian keputusan manajerial dan kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan/perencanaan strategi, pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.
3.    Dess dan Miller, suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas, yaitu analisis strategi, perumusan strategi, dan implementasi strategi.
4.    Ansoff, kumpulan aturan pengambilan keputusan yang dijadikan panduan berperilaku dalam organisasi, paling sedikit strategi yaitu (1) sebagai tolak ukur (yardstick) objectives and goals, (2) bussines strategy, (3) administrative strategy, dan (4) operating policy.

Dari defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.    Manajemen strategi pada intinya memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi/perusahaan dalam segala hal untuk mendukung gerak perusahaan.

¹Mappasiara, (2018) “Manajemen strategik dan manajemen operasional serta implementasinya pada lembaga pendidikan,” Vol. 2, No. 1 : 74-85.
2.    Organisasi atau lembaga harus melaksanakan manajemen strategis secara terus menerus dan harus fleksibel dengan tuntutan kondisi dan situasi lapangan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berperan sangat penting dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan unggul. Di kota besar, banyak bermunculan sekolah-sekolah baru sehingga dengan banyaknya lembaga sekolah menimbulkan pilihan-pilihan alternatif lembaga pendidikan untuk menjadi lawan persaingan memperebutkan siswa. Sehingga sekolah saat ini harus punya strategi yang jitu serta manajemen strategi yang unggul dalam mengelola lembaga pendidikannya sehingga masyarakat tertarik untuk memasukkan anaknya ke sekolah tersebut.

B. Ruang Lingkup Manajemen Strategis

Adapun ruang lingkup atau batasan pembahasan manajemen strategik menurut konsep oleh Wheelen and Hunger (1995), yaitu sebagai berikut :²



- Pengamatan lingkungan
Dalam lingkup ini, keputusan atau aturan yang akan diambil dalam manajemen strategis harus memahami dan mengenal kondisi serta situasi lapangan (lingkungan) serta menganalisis SWOT yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan sehingga keputusan tersebut relevan dengan perkembangan masyarakat.
- Perumusan atau perencanaan strategi
Dalam perumusan manajemen strategis di suatu lembaga dapat berupa visi, misi serta penyusunan program kerja lembaga. Perumusan ini tentu adalah langkah awal kerja-kerja apa saja yang diunggulkan serta gambaran dari apa yang akan kita lakukan selama beberapa tahun ke depan. Perencanaan strategis yang dibuat haruslah sesuai dengan hasil pengamatan lingkungan yang telah dilakukan dan dianalisis SWOT.
- Pelaksanaan (Implementasi) strategis
Program-program yang telah dirancang sebaiknya dilakukan sesuai dengan penjadwalan yang telah dirumuskan. Ruang lingkup ini dimana pergerakan dari suatu lembaga dimulai setelah proses perencanaan yang matang, SDM yang memadai serta dana yang cukup.




- Evaluasi dan Pengawasan strategis.
Pengawasan dilakukan dalam dua bentuk yaitu formal dan informal. Dalam bentuk formal, pengawasan dilakukan pada saat rapat seluruh anggota dan pengontrolan langsung dari manajer. Sedangkan bentuk informal, pengawasan dilakukan menggunakan media sosial ataupun media tersembunyi (cctv).
Evaluasi merupakan proses pengukuran suatu kinerja apakah sudah mencapai target ataukah belum. Evaluasi dilakukan sebaiknya setelah program kerja dilakukan agar dapat melihat langsung kekurangan serta kelebihan dari program yang dijalankan. Adapun evaluasi penutup dilakukan pada akhir tahun untuk melihat secara garis besar peningkatan ataupun penurunan kinerja yang dilakukan per tahunnya.


C. Manajemen Strategis Bagian Dari Ilmu Manajemen

Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Berdasarkan pengertian diatas manajemen strategis merupakan salah satu bidang dalam ilmu manajemen dimana manajer si pelaku pembuat kebijakan atau strategi-strategi yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga atau perusahaan tersebut serta mengolah, mengatur, membimbing dan mengayomi yang merupakan termasuk ke dalam lingkup manajemen.

D. Tugas Manajer Dalam Menyusun Manajemen Strategis

Pemimpin lembaga atau organisasi mempunyai tugas dan peranan yang penting bagi gerak dan arah suatu lembaga tersebut. Kemana arah organisasi serta kualitas sistem yang digerakkan bergantung bagaimana pemimpinnya memanaj bawahan serta sistem yang dikelolanya. Adapun tugas atau peranan manajer dalam menyusun manajemen strategis yaitu :
- Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
- Membantu kepentingan berbagai pihakDapat mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata
Mampu membuat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi kinerja yang efisien dan efektif.
- Mendorong keseimbangan dalam menciptakan efesiensi dan efektivitas.³

Manajemen strategis dalam dunia pendidikan membawa pengaruh besar akan peningkatan kualitas lembaga dan sumber daya yang bekerja di dalamnya. Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mempunyai 4 (empat) kompetensi dan keterampilan utama dalam menajerial organisasi. Adapaun ke-4 kompetensi tersebut adalah :

1.    Keterampilan dalam perencanaan. Kepala sekolah harus mampu melakukan proses perumusan atau perencanaan  baik perencanaan jangka pendek (1–2 tahun), menengah (2-5 tahun) dan perencanaan jangka panjang (5-10 tahun). Dengan adanya perencanaan, lembaga pendidikan mampu mengukur kemampuan serta menjadi acuan keberhasilan dan kesuksesan dalam pekerjaan.
2. Keterampilan dalam melakukan pengorganisasian. Lembaga pendidikan terdiri dari berbagai sumber daya manusia yang mendukung sistem kerja pendidikan agar tetap berlangsung sebagaimana mestinya yang terdiri dari guru, karyawan, bagian keuangan dan siswa itu sendiri serta gedung dan sarana-prasarana yang dimiliki. Kepala sekolah harus mampu menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan maksimal dan sebaik-baiknya.
3. Kemampuan dalam pelaksanaan (implementasi) pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Pada tahap ini kepala sekolah diharapkan dapat memberikan contoh dalam pelaksanaan kerja, membangun motivasi dan bekerja sama, serta melakukan koordinasi dengan berbagai elemen pendidikan. Perencaan akan berbuah hasil yang baik jika diimplementasikan dengan sungguh-sungguh dan profesional.
4. Tahap pengawasan. Pengawasan atau supervisi dibagi menjadi dua yaitu supervisi manajemen ddan supervisi bidang pengajaran. Adapun supervisi manajemen yaitu pengawasan dalam bidang pengembangan keterampilan dan kompetensi administrasi keuangan dan kelembagaan. Supervisi pengajaran yaitu melakukan pengawasan dan kendali terhadap tugas serta kemampuan tenaga pendidik sebagai seorang guru. Oleh karena itulah, kepala sekolah harus mempunyai kompetensi dan keterampilan profesional sebagai guru, sehingga mampu memberikan supervisi yang baik bagi bawahannya (tenaga pendidik).

E. Pentingnya Manajemen Strategis
Manajemen strategis sangat dibutuhkan oleh semua organisasi atau lembaga dalam berproses dan beraktivitas, karena jika tidak adanya manajemen strategis tujuan dan pencapaian dari suatu organisasi tidak dapat dicapai dengan maksimal. Hani Handoko (1998: 6-7) memberikan tiga alasan utama mengapa manajemen strategis itu sangat penting dibutuhkan dalam setiap organisasi, yaitu:
- Untuk mecapai tujuan. Dengan penerapan yang baik, maka pencapaian tujuan organisasi dan perorangan akan lebih mudah tercapai, sebab dengan manajemen kegiatan organisasi diproses secara sistematis mulai tahapan perencanaan, perorganisasian, kepemimpinan, pengontrolan hingga penilaian.
- Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara berbagai tujuan, sasaran, kegiatan pembagian tugas, pembiayaan dan lain-lain.
- Untuk mencapai efesiensi dan efektifitas. Suatu pekerjaan dan aktivitas organisasi dapat diukur dengan berbagai pencekatan dan cara. Ukuran yang umum dipakai adalah standar efisiensi dan efektifitas.⁴

Menurut Salusu J. (1996:498) ada empat hal ang perlu ditekankan dalam mengimplementasikan manajemen strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di sebuah lembaga pendidikan dalam menghadapai tantangan global yaitu :
- Peningkatan kualitas manajemen pendidikan
- Peningkatan kualitas proses pembelajaran
- Peningkatan kualitas SDM tenaga kependidikan
- Membangun jaringan kerja (networking)⁴

Maka urgensitas manajemen strategis dalam kerangka membangun suatu organisasi, lembaga terkhusus di lembaga pendidikan untuk menjadi solid, mapan dan kuat di tengah terpaan berbagai tantangan terutama di zaman era revolusi industri 4.0. 

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen strategi pada intinya memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi/lembaga dalam segala hal untuk mendukung gerak organisasi. Manajemen strategis bukanlah suatu kebutuhan tetapi suatu kewajiban dan bagian terpenting yang harus dilakukan oleh manajer jika lembaga yang dipimpin ingin maju dan menyesuaikan kondisi dengan perkembangan zaman yang semakin melesat. Apalagi manajemen strategis dalam pendidikan sangat mempengaruhi aktivitas dan kinerja pendidik dan anak didik agar dapat berkembang dan menonjolkan kemampuan. Serta berpengaruh pula pada masyarakat sekitar mengenai kepercayaan publik yang positif dengan kinerja lembaga pendidikan jika manajemen strategis yang di lakukan berhasil mencapai target yang diinginkan.
Adapun tugas dari manajer dalam menyusun manajemen strategis yaitu Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi/perusahaan, membantu kepentingan berbagai pihak, dapat mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata, mampu membuat perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi kinerja yang efisien dan efektif serta mendorong keseimbangan dalam menciptakan efesiensi dan efektivitas.
Manajamen srategi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ilmu manajemen. Hadir sebagai suatu solusi untuk memberdayakan keseluruhan organisasi (lembaga) agar secara komprehensif dan sistematis mampu mewujudkan visi dan misi organisasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad khoiri, (2016) “Manageria: Jurnal manajemen pendidikan Islam, Manajemen strategik dan mutu pendidikan islam,” Vol. 1, No 1 : 76-99.
Erma R dan Hedi C, (2016) “Jurnal ekonomi & bisnis: Analisis manajemen strategi pada PT. PLN (Persero) (Studi kasus UPJ Garut Kota-Kaupaten Garut),” Vol. 18, No. 1 : 12-20.
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_strategis
Mappasiara, (2018) “Manajemen strategik dan manajemen operasional serta implementasinya pada lembaga pendidikan,” Vol. 2, No. 1 : 74-85.
Samrin, dkk (2018) “ Jurnal Al-Ta’dib: Manajemen strategi dalam penguatan program studi manajemen pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari,” Vol. 11, No. 2 : 19-36.