إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Referensi: https://tafsirweb.com/8692-surat-az-zumar-ayat-30.h
Referensi: https://tafsirweb.com/8692-surat-az-zumar-ayat-30.h
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Referensi: https://tafsirweb.com/8692-surat-az-zumar-ayat-30.htmlإِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Referensi: https://tafsirweb.com/8692-surat-az-zumar-ayat-30.htmlإِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Referensi: https://tafsirweb.com/8692-surat-az-zumar-ayat-30.h
Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). (QS. Az-Zumar : 30)
Ketika fajar pada hari senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun ke 11 Hijriah telah masuk dan orang-orang pun tengah sholat di belakang Abu Bakar, tiba-tiba kain penutup yang melintang di kamar Aisyah terbuka dan Rasulullah SAW pun muncul dari baliknya sambil tersenyum memandang mereka yang tengah berbaris sholat. Abu Bakar pun mundur hendak memberi tempat kepada beliau karena mengira beliau ingin melakukan sholat. Demikian pula kaum muslimin. Mereka nyaris menangguhkan sholat hendak keluar dari shaf karena bergembira menyaksikan Rasulullah SAW. Akan tetapi, beliau segera memberi isyarat dengan tangannya agar mereka tetap melanjutkan sholat. Beliau kemudian masuk kamar lagi seraya melabuhkan kain penutup itu.
Karena mengira Rasulullah SAW telah sembuh dari sakitnya maka setelah menunaikan sholat, orang-orang pun bergegas meninggalkan masjid. Akan tetapi itu adalah pandangan perpisahan beliau kepada para sahabatnya. Rasulullah SAW ke kamar Aisyah ra lalu berbaring seraya menyandarkan kepalanya di dada Aisyah, menghadapi sakratul maut. Aisyah berkata "Saat itu, di hadapan beliau terdapat bejana berisi air kemudian mengusapkan ke wajahnya seraya berkata, "La Ilaha illallah. Sesungguhnya kematian itu mempunyai sekarat"
Biasanya kalau menyaksikan hal tersebut, Fatimah ra berucap, "Alangkah berat penderitaan Ayah!" Beliau menjawab, "Sesudah hari ini, Ayahmu tidak akan menderita lagi."
Aisyah berkata, "Sesungguhnya, Allah telah menghimpun antara ludahku dan ludahnya pada saat kematian beliau. Ketika aku sedang memangku Rasulullah SAW, tiba-tiba Abdurrahman masuk seraya membawa siwak. Aku melihat Rasulullah SAW terus menerus memandangnya sehingga aku tahu kalau beliau menginginkan siwak. Aku tanya, 'Kuambilkan untukmu?' Setelah memberi isyarat 'ya' lalu kuberikan siwak itu kepada beliau. Karena siwak itu terlalu keras , kutawarkan untuk melunakkannya dan beliau memberi isyarat setuju. Beliau kemudian memasukkan kedua tangannya ke dalam bejana berisi air yang ada di hadapannya lalu mengusap wajahnya seraya berucap, 'La Ilaha illallah. Sesungguhnya, kematian mempunyai sekarat. Beliau kemudian mengangkat tangannya seraya berucap. 'Fir-Rafiqil A'la,' sampai beliau wafat dan tangannya lunglai.
Akhirnya, tersiarlah berita kematian Rasulullah SAW di tengah masyarakat. Abu Bakar datang dengan menunggang kudanya dari tempat tinggalnya di Sunuh (ia pergi ke rumahnya karena mengira Rasulullah SAW sudah sehat) hingga tiba di masjid. Abu Bakar tidak berbicara kepada siapapun hingga ia masuk ke rumah Aisyah dan langsung melihat Rasulullah SAW yang sedang ditutup dengan kain buatan Yaman. Setelah menyingkap wajah beliau, Abu Bakar lalu mendekap dan mencium beliau. Sambil menangis, ia berkata, "Ayah dan Ibuku jadi tebusanmu. Allah tidak akan mengumpulkan pada dirimu dua kematian. Adapun kematian yang telah ditetapkan atasmu maka hal itu telah engkau jalani." Abu Bakar kemudian keluar, sementara Umar ra tengah berbicara kepada orang-orang bahwa Rasulullah SAW tidak mati, tetapi sedang pergi menemui Rabbnya sebagaimana Musa bin Imran dan beliau tidak akan mati sampai orang-orang munafik punah. Abu Bakar kemudian mendatanginya seraya berkata, "Tunggu sebentar, wahai Umar. Diamlah!"
Akan tetapi, Umar tidak menggubrisnya dan terus berbicara emosional. Melihat Umar yang tidak mau berhenti, Abu Bakar pergi menemui orang-orang dan mereka pun mendatangi Abu Bakar serta meninggalkan Umar. Abu Bakar lalu berkata, "Amma ba'du". Wahai manusia! Barangsiapa diantara kalian menyembah Muhammad maka ketahuilah bahwa Muhammad telah meninggal dan barangsiapa yang menyembah Allah maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan Tidak Mati. Allah berfirman :
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. "
(QS. Ali Imran ; 144)
Sebelum Abu Bakar membaca ayat ini seolah-olah mereka tidak tahu kalau Allah telah menurunkan ayat tersebut sehingga semua yang mendengarkan bacaan Abu Bakar tersebut dengan serentak ikut membacanya. Umar ra berkata, "Demi Allah, setelah mendengar Abu Bakar membaca ayat tersebut, aku merasa tidak berdaya; kedua kakiku lemas sehingga aku duduk ke tanah karena aku mendengar dia membacakan bahwa Nabi SAW telah meninggal dunia."
Para perawi dan ahli ilmu sepakat bahwa Nabi SAW wafat pada usia 63 tahun. Empat puluh (40) tahun di antaranya beliau jalani sebelum diangkat menjadi Rasul. 13 tahun berdakwah di Makkah dan 10 tahun berdakwah di Madinah setelah hijrah. Kematian Rasulullah SAW di awal tahun ke 11 Hijriah.
Bukhori meriwayatkan dari Amr ibnul harits, ia berkata, "Rasulullah SAW tidak meninggalkan satu pun dinar atau dirham atau budak lelaki ataupun budak perempuan selain dari bhagalnya yang putih yang biasa ditungganginya dan senjata serta tanah yang sudah diikrarkan menjadi sedekah bagi ibnus sabil"
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
“Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad”
Semoga kita semua mempersiapkan bekal kita untuk berjumpa dengan sakratul maut, yang juga dirasakan oleh baginda Nabi...
Beliau kekasih Allahpun merasakan sangat sakitnya sakratul maut, bagaimana dengan kita manusia akhir zaman...
yaAllah pertemukanlah kami denganMu dan kekasihMu dengan keadaan yang sebaik-baiknya dan di tempat terbaikMu.. Aamiin...

Sumber :

No comments:
Post a Comment