Friday, December 13, 2019

Part #8 Mengakhiri Sekaligus Memulai Yang Baru




Tepat setelah berakhirnya pemira, waki mengadakan agenda KKD “Kuliah Kerja Dakwah”, tapi di agenda ini aku sungguh tak melakukan apa-apa. Aku terfokus untuk kesuksesan pemira kemarin, sehingga semua kerjaan diserahkan ke adik-adik 2013-2014. Hingga tak ada yang membimbing mereka, dan benar agenda ini sempat ingin dimundurkan mengingat waktu yang sangat mepet dan kekurangan kader 2012 yang akan membantu kinerja adik-adik yang sekarang mengurus agenda ini.
Menurut dari apa yang terlihat, ini agenda yang benar-benar diluar dugaan akan menjadi seperti ini. Tak bisa menyalahkan siapa-siapa karena ini bisa dibilang kelalaian semuanya dan keras kepala nya pengurus. Sungguh tak ingin membahas ini, biarkan ini menjadi pelajaran bagi pengurus waki selanjutnya.
Kini setelah agenda kkd tersebut, pengurus waki periode 2013-2014 sedang menyiapkan pendemisioneran kepengurusan yang disebut Syuro Akbar, Syuro Akbar yang ke XV akan dilaksanakan 22 november 2014.  Menyiapkan laporan pertanggungjawaban setelah amanah yang diemban +- 8 bulan terakhir, sungguh sebenarnya tak sulit jika hanya menuliskan program kerja apa saja yang sudah terlaksana atau yang tak terlaksana tapi yang sulit adalah aku menulisnya sendiri meski ini memang pekerjaan seorang sekretaris departemen tapi untuk diriku diakhir kepengurusan aku bukanlah seorang sekdept lagi tapi sudah jadi kadeptnya. Alhasil muqadimah pun aku yang buat tapi aku tetap meminta Muhammad untuk menambahkan tulisannya dimuqadimah.
Syuro akbar kali ini berjalan biasa saja, entah kenapa tak ada yang membuatnya luar biasa. Hanya saja ketika penyampaian lpj seharusnya bukan aku, tapi keadaan yang menjadikan aku yang membaca, karena Muhammad statusnya menjadi pjs setelah hairun menjadi gubma terpilih alhasil ia akan membaca bagian dari ketua umum itu sendiri. Ada sesakan tersendiri ketika membaca satu persatu kalimat yang kutulis sendiri di lpj itu. Aku merasa banyak kekurangan, banyak celah sana sini yang membuat aku merasa bersalah kenapa tidak bisa berbuat banyak selama menjadi pengurus kemarin. Banyak hal-hal yang terlewat begitu saja, banyak perang dingin yang terjadi antara ikhwan akhwat.
Bahkan aku dan Muhammad pun baru merasa rileks berkomunikasi itu mendekati akhir kepengurusan ini. Entah sifatku yang begitu kekanakaan yang tidak begitu mudah untuk menerima kelemahan orang lain sehingga yang terjadi banyak kerja sendiri karena merasa percuma jika bekerja sama bila yang diajak bekerja tidak merespon dengan baik ajakan itu ataupun tidak melakukan sesuai apa yang aku inginkan.
Aku masih bisa bertahan karena banyaknya sahabat-sahabat akhwat yang menguatkan, sehingga aku mampu berdiri meski dengan satu kaki sekalipun. Sampai saat ini aku masih tidak bisa terbuka dengan Muhammad begitupun juga dengan beliau. Mungkin karena ada kesamaan sifat yaitu susah memulai jika tidak dimulai oleh lawan bicara.
Setelah lepas dari  amanah ini, aku bisa merasakan udara yang berbeda entah apa yang membuatnya berbeda, tapi ada rasa sedikit longgar di hati, bebas untuk bergerak bahkan seperti bahu ini baru saja lepas dari pikulan seperti memikul sekarung beras. Walau secara yang terlihat aku sudah tidak lagi memikul amanah tapi aku masih punya tanggung jawab untuk membimbing adik-adik yang sekarang menjadi pengurus.
Innalilahi wabarakallahu adik Wahyu terpilih menjadi ketua umum waki periode 2014-2015, ketika dia yang terpilih aku teringat sosok hairun yang di awal. Aku melihat kondisi nya sekarang mirip dengan kondisi hairun ketika dulu. Semoga saja kelak perubahan yang lebih baik berproses selalu mengiringi langkah wahyu. Tak ingin membedakan antara ikhwan maupun akhwat, ketika wahyu yang terpilih dalam benakku terlintas yaitu bahwa akhwat akan bergerak seperti aku bergerak dulu agar dapat memposisikan diri dan terus menjadi sosok yang pengalah serta sabar karena berhadapan dengan sosok ketua yang seperti itu diawalnya.
Semoga yang terbaik akan tetap menjadi sisi dari waki itu sendiri, karena waki adalah salah satu tempat diriku untuk mengeksplorasikan kemampuanku dalam manajemen keorganisasian serta bekerja secara jamaah. Layaknya sebuah rumah, kemanapun aku pergi setelah ini waki akan tetap menjadi rumah kesekian dalam hidupku. Tempat bernaung ketika tak ada lagi tujuan, tempat berteduh ketika tak lagi kuat untuk berada diluar, tempat yang menenangkan setelah berkutat dengan lingkungan diluar.
Setelah beberapa hari ini, aku merasakan seperti mahasiswa yang benar-benar study oriented, tak ada yang kukerjakan selain tugas dan kuliah serta silahturahim dengan teman-teman dan menyempatkan ke mushola. Di waktu seperti ini, aku bisa menikmati pulang sebelum sore, pulang sebelum adzan magrib berkumandang, bahkan banyak waktu dihabiskan dikamar serta membersihkannya. Benar-benar menikmati waktu yang ada sebelum berakhir, karena ada feeling, aku akan menerima konsekuensi atas apa yang aku kerjakan selama pemira kemarin.
Aku membantu hairun dan menjadi bagian dari timsesnya semata-mata karena aku berada dalam jamaah, serta ia adalah saudara seiman meski kemarin kami tak terlalu dekat. Tak ada bayangan jikapun ada aku akan menepisnya, aku tak berniat untuk kembali bekerja sama dengan hairun bahkan bukan hanya dia saja untuk seluruh ikhwan 2012 yang ada di fisip.
Karena targetanku kedepan, aku ingin berkontribusi diluar saja, terserah mau dimana tapi aku ingin keluar dan ingin melihat orang-orang diluar fisip. Ingin melihat tipikal manusia lainnya yang berada di fakultas yang berbeda. Aku penasaran apakah hanya di fisip ikhwan-ikhwan yang seperti ini tidak seluruhnya tapi hampir mendominasi. Ya, ku akui itu merupakan bentuk kekecewaan ku pada ikhwan yang di fisip, untuk itulah aku tidak ingin lagi mendapat amanah di fisip.
Aku berdoa dan benar-benar berdoa jangan sampai aku masuk kedalamnya, aku mencoba menolak ketika ada selentingan-selentingan panggilan kepadaku yang memberitahukan bahwa aku akan tetap berada didalam fakultas. (amanahnya).
Tapi ya allah, ya allah, ya allah…
Hanya allah yang tahu yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan karena bisa jadi apa yang diinginkan belum tentu itu yang dibutuhkan sehingga akan menjadi sebuah kesia-siaan.
Sehingga dalam waktu yang bersamaan aku harus menerima dan tak bisa lagi menolak dua amanah sekaligus. Ya allah, bagai pohon yang tumbang, posisi salah satu dari dua amanah itu adalah yang sangat aku hindari dan sangat memohon kepada yang diatas agar ada orang lain yang mengisinya. Tapi, ya allah.. aku hanya bisa bilang ya allah..ya allah..ya allah.. aku merasa ada yang lebih baik untuk ditempatkan disana, karena aku tahu sifatku dan sifat yang akan dijadikan partnerku nanti akan bertabrakan, dan yang akan mengalah adalah aku sendiri tentunya, karena sifat akhwat yang seharusnya yaitu lembut dsb. Sikap lembut itu aku hindari karena itu adalah kelemahanku, karena sifat yang lembut dan luluh itulah aku mudah dimanfaatkan orang lain, aku tak bisa menolak ketika ada yang meminta tolong walau itu akan membebani diriku sendiri.    Aku bisa mendahulukan orang lain ketika aku sudah ada kedekatan emosional dengan orang tersebut, dan sebenarnya aku mudah untuk menyayangi seseorang tapi banyak yang menyalahgunakan rasa itu. Karena aku melihat kedua orang tuaku yang sangat baik pada orang lain sehingga mudah sekali ditipu orang lain bahkan yang menipu adalah saudara sendiri, aku tak ingin seperti mereka. Sehingga aku lebih memilih untuk berhati-hati dan menampakkan sisi yang keras itu. Hingga yang bertahan dengan sisi kerasku itulah yang bisa aku tunjukkan sisi lembut dari diriku.
Ketika dikasih tahu aku akan masuk ke Bem Fisip dan menjadi salah satu sekretaris dinas disana, aku tak bisa menunjukkan sikap penolakkan ku, tak bisa berontak, karena situasi dan kondisi lah yang membuat aku harus menerima dengan terbuka. Bila saja banyak kader yang bisa diandalkan, mungkin aku akan menolaknnya dengan radikal, tapi aku tahu jika aku mundur maka aku membebani saudara/I ku sendiri, aku meninggalkan mereka setelah apa yang dilakukan secara bersama-sama. Aku serbah salah, alhasil aku merasa uring-uringan beberapa hari dampak dari belum menerimanya diriku atas keputusan itu.
Wallahualam
Aku pasrahkan semua keputusan pada yang maha kuasa, aku yakin pasti ada yang ingin ditunjukkan kepadaku atas sikapku yang selalu menghindar ketika tidak menyukai sesuatu yang belum tentu sesuatu itu berdampak buruk padaku. Jika kita memang berjodoh dijalan ini, aku yakin sebanyak apapun rintangan dan percekcokan diantara kita, kita akan kembali pada yang haq dan pada akhirnya bisa menerima satu sama lain.
Hari-hari diawal memasuki dunia baru, dunia yang bahkan aku hindari pula pada awalnya. Ternyata baru kusadari apa yang kuhindari itulah yang terjadi padaku, bahkan aku diterjunkan langsung kedalamnya dan diikatkan dengan orang-orang yang kuhindari pula. Jika aku ingin lulus dalam ujian itu, maka aku harus bisa melewati fase ini, aku harus bisa menyelesaikan amanah ini dengan baik dan berhubungan baik pula dengan orang-orang didalamnya. Tentunya aku akan bertransformasi pula, karena setiap keadaan berbeda cara pandang dan cara penyelesaiannya. Di bem ini, aku tak bisa menggunakan caraku yang dulu, aku akan ditemukan dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan tentunya sifat manusia yang begitu beragam. Dan kini aku ditempatkan di dinas pemberdayaan pembangunan sumber daya manusia sehingga kembali lagi aku akan mengurusi anggota, watak, sifat serta tingkah laku manusia.
Seperti yang aku bilang sebelumnya bahwa apa yang kita inginkan belum tentu itu yang dibutuhkan dan belum tentu baik untuk kita dan ini terbukti. Dika adalah sala satu teman yang akhir-akhir ini dekat denganku, aku mengaguminya karena sepertinya dia orang cerdas tapi tidak terekspos keluar. Untuk dikelas aku dan dia bisa bekerja sama karena beberapa kali satu kelompok tugas dengannya. Dan ternyatanya lagi dia yang akan menjadi partnerku selama satu tahun kedepan untuk di ppsdm, awalnya aku suka-suka saja, karena aku yakin dia bisa dan aku sudah mengenalnya terlebih dahulu, tidak seperti di waki kemarin yang bahkan aku baru tahu Muhammad ketika di awal kepengurusan.
Tapi ya allah, inilah kuasa tuhan. Apa yang kuinginkan belum tentu baik kedepannya. Bukan berarti dika tidak baik, tapi kita kurang bisa bekoordinasi dengan baik, entah apa yang salah, mungkin karena komunikasi antara kami tidak nyambung satu sama lain, karena kita punya targetan yang berbeda. Jadi dari konsepan saja terkadang sangat susah untuk bersatu, apalagi di lapangan tipikal dika terkadang membuat sesuatu langsung di tempat, lansgung dikerjakan pula tanpa dibicarakan kembali atau disepakati.
Tapi aku tetap salut, mungkin ini pengalaman pertamanya,  terkadang dia bisa seperti gaya ulama, mudah untuk bermuhasabah diri dan dia tidak gampang merajuk sebagai laki-laki. Tapi aku terus memperbaiki diri dan caraku agar bisa menyeimbangi beliau.
Diawal aku lebih focus pada amanahku dengan dika, sehingga melupakan amanah yang satunya padahal itu jauh lebih besar. Karena aku masih dalam tahap menyesuaikan diriku untuk menerima amanah itu. Sehingga sempat diawal terjadi keles antara kami, mungkin itu total kesalahanku.
Tahun 2014 akan berakhir, dengan suka cita ditutup dengan kemenangan serta tantangan yang jauh lebih besar kedepannya. Hari-hari cerah di waki tak kan terlupakan dan selanjutnya akan kurajut hari-hari cerah lainnya bersama bem.
Dan semester lima ini ditutup dengan hasil yang cukup memuaskan, hingga bersemangat semakin bergelora. Dan harapan yang tinggi kembali untuk semester enam berikutnya. Agar dapat mencapai targetan yaitu coumloude aamiin.

No comments:

Post a Comment