Tepat setelah berakhirnya pemira, waki
mengadakan agenda KKD “Kuliah Kerja Dakwah”, tapi di agenda ini aku sungguh tak
melakukan apa-apa. Aku terfokus untuk kesuksesan pemira kemarin, sehingga semua
kerjaan diserahkan ke adik-adik 2013-2014. Hingga tak ada yang membimbing
mereka, dan benar agenda ini sempat ingin dimundurkan mengingat waktu yang
sangat mepet dan kekurangan kader 2012 yang akan membantu kinerja adik-adik
yang sekarang mengurus agenda ini.
Menurut dari apa yang terlihat, ini
agenda yang benar-benar diluar dugaan akan menjadi seperti ini. Tak bisa
menyalahkan siapa-siapa karena ini bisa dibilang kelalaian semuanya dan keras
kepala nya pengurus. Sungguh tak ingin membahas ini, biarkan ini menjadi
pelajaran bagi pengurus waki selanjutnya.
Kini setelah agenda kkd tersebut,
pengurus waki periode 2013-2014 sedang menyiapkan pendemisioneran kepengurusan
yang disebut Syuro Akbar, Syuro Akbar yang ke XV akan dilaksanakan 22 november
2014. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban
setelah amanah yang diemban +- 8 bulan terakhir, sungguh sebenarnya tak sulit
jika hanya menuliskan program kerja apa saja yang sudah terlaksana atau yang
tak terlaksana tapi yang sulit adalah aku menulisnya sendiri meski ini memang
pekerjaan seorang sekretaris departemen tapi untuk diriku diakhir kepengurusan
aku bukanlah seorang sekdept lagi tapi sudah jadi kadeptnya. Alhasil muqadimah
pun aku yang buat tapi aku tetap meminta Muhammad untuk menambahkan tulisannya
dimuqadimah.
Syuro akbar kali ini berjalan biasa
saja, entah kenapa tak ada yang membuatnya luar biasa. Hanya saja ketika
penyampaian lpj seharusnya bukan aku, tapi keadaan yang menjadikan aku yang
membaca, karena Muhammad statusnya menjadi pjs setelah hairun menjadi gubma
terpilih alhasil ia akan membaca bagian dari ketua umum itu sendiri. Ada
sesakan tersendiri ketika membaca satu persatu kalimat yang kutulis sendiri di
lpj itu. Aku merasa banyak kekurangan, banyak celah sana sini yang membuat aku
merasa bersalah kenapa tidak bisa berbuat banyak selama menjadi pengurus
kemarin. Banyak hal-hal yang terlewat begitu saja, banyak perang dingin yang
terjadi antara ikhwan akhwat.
Bahkan aku dan Muhammad pun baru merasa
rileks berkomunikasi itu mendekati akhir kepengurusan ini. Entah sifatku yang
begitu kekanakaan yang tidak begitu mudah untuk menerima kelemahan orang lain
sehingga yang terjadi banyak kerja sendiri karena merasa percuma jika bekerja
sama bila yang diajak bekerja tidak merespon dengan baik ajakan itu ataupun
tidak melakukan sesuai apa yang aku inginkan.
Aku masih bisa bertahan karena banyaknya
sahabat-sahabat akhwat yang menguatkan, sehingga aku mampu berdiri meski dengan
satu kaki sekalipun. Sampai saat ini aku masih tidak bisa terbuka dengan
Muhammad begitupun juga dengan beliau. Mungkin karena ada kesamaan sifat yaitu
susah memulai jika tidak dimulai oleh lawan bicara.
Setelah lepas dari amanah ini, aku bisa merasakan udara yang
berbeda entah apa yang membuatnya berbeda, tapi ada rasa sedikit longgar di
hati, bebas untuk bergerak bahkan seperti bahu ini baru saja lepas dari pikulan
seperti memikul sekarung beras. Walau secara yang terlihat aku sudah tidak lagi
memikul amanah tapi aku masih punya tanggung jawab untuk membimbing adik-adik
yang sekarang menjadi pengurus.
Innalilahi wabarakallahu adik Wahyu
terpilih menjadi ketua umum waki periode 2014-2015, ketika dia yang terpilih
aku teringat sosok hairun yang di awal. Aku melihat kondisi nya sekarang mirip
dengan kondisi hairun ketika dulu. Semoga saja kelak perubahan yang lebih baik
berproses selalu mengiringi langkah wahyu. Tak ingin membedakan antara ikhwan
maupun akhwat, ketika wahyu yang terpilih dalam benakku terlintas yaitu bahwa
akhwat akan bergerak seperti aku bergerak dulu agar dapat memposisikan diri dan
terus menjadi sosok yang pengalah serta sabar karena berhadapan dengan sosok
ketua yang seperti itu diawalnya.
Semoga yang terbaik akan tetap menjadi
sisi dari waki itu sendiri, karena waki adalah salah satu tempat diriku untuk
mengeksplorasikan kemampuanku dalam manajemen keorganisasian serta bekerja
secara jamaah. Layaknya sebuah rumah, kemanapun aku pergi setelah ini waki akan
tetap menjadi rumah kesekian dalam hidupku. Tempat bernaung ketika tak ada lagi
tujuan, tempat berteduh ketika tak lagi kuat untuk berada diluar, tempat yang
menenangkan setelah berkutat dengan lingkungan diluar.
Setelah beberapa hari ini, aku merasakan
seperti mahasiswa yang benar-benar study oriented, tak ada yang kukerjakan
selain tugas dan kuliah serta silahturahim dengan teman-teman dan menyempatkan
ke mushola. Di waktu seperti ini, aku bisa menikmati pulang sebelum sore,
pulang sebelum adzan magrib berkumandang, bahkan banyak waktu dihabiskan
dikamar serta membersihkannya. Benar-benar menikmati waktu yang ada sebelum
berakhir, karena ada feeling, aku akan menerima konsekuensi atas apa yang aku
kerjakan selama pemira kemarin.
Aku membantu hairun dan menjadi bagian
dari timsesnya semata-mata karena aku berada dalam jamaah, serta ia adalah
saudara seiman meski kemarin kami tak terlalu dekat. Tak ada bayangan jikapun
ada aku akan menepisnya, aku tak berniat untuk kembali bekerja sama dengan
hairun bahkan bukan hanya dia saja untuk seluruh ikhwan 2012 yang ada di fisip.
Karena targetanku kedepan, aku ingin
berkontribusi diluar saja, terserah mau dimana tapi aku ingin keluar dan ingin
melihat orang-orang diluar fisip. Ingin melihat tipikal manusia lainnya yang
berada di fakultas yang berbeda. Aku penasaran apakah hanya di fisip ikhwan-ikhwan
yang seperti ini tidak seluruhnya tapi hampir mendominasi. Ya, ku akui itu
merupakan bentuk kekecewaan ku pada ikhwan yang di fisip, untuk itulah aku
tidak ingin lagi mendapat amanah di fisip.
Aku berdoa dan benar-benar berdoa jangan
sampai aku masuk kedalamnya, aku mencoba menolak ketika ada
selentingan-selentingan panggilan kepadaku yang memberitahukan bahwa aku akan
tetap berada didalam fakultas. (amanahnya).
Tapi ya allah, ya allah, ya allah…
Hanya allah yang tahu yang kita butuhkan
bukan apa yang kita inginkan karena bisa jadi apa yang diinginkan belum tentu
itu yang dibutuhkan sehingga akan menjadi sebuah kesia-siaan.
Sehingga dalam waktu yang bersamaan aku
harus menerima dan tak bisa lagi menolak dua amanah sekaligus. Ya allah, bagai
pohon yang tumbang, posisi salah satu dari dua amanah itu adalah yang sangat
aku hindari dan sangat memohon kepada yang diatas agar ada orang lain yang
mengisinya. Tapi, ya allah.. aku hanya bisa bilang ya allah..ya allah..ya
allah.. aku merasa ada yang lebih baik untuk ditempatkan disana, karena aku
tahu sifatku dan sifat yang akan dijadikan partnerku nanti akan bertabrakan,
dan yang akan mengalah adalah aku sendiri tentunya, karena sifat akhwat yang
seharusnya yaitu lembut dsb. Sikap lembut itu aku hindari karena itu adalah
kelemahanku, karena sifat yang lembut dan luluh itulah aku mudah dimanfaatkan
orang lain, aku tak bisa menolak ketika ada yang meminta tolong walau itu akan
membebani diriku sendiri. Aku bisa
mendahulukan orang lain ketika aku sudah ada kedekatan emosional dengan orang
tersebut, dan sebenarnya aku mudah untuk menyayangi seseorang tapi banyak yang
menyalahgunakan rasa itu. Karena aku melihat kedua orang tuaku yang sangat baik
pada orang lain sehingga mudah sekali ditipu orang lain bahkan yang menipu
adalah saudara sendiri, aku tak ingin seperti mereka. Sehingga aku lebih
memilih untuk berhati-hati dan menampakkan sisi yang keras itu. Hingga yang
bertahan dengan sisi kerasku itulah yang bisa aku tunjukkan sisi lembut dari
diriku.
Ketika dikasih tahu aku akan masuk ke
Bem Fisip dan menjadi salah satu sekretaris dinas disana, aku tak bisa
menunjukkan sikap penolakkan ku, tak bisa berontak, karena situasi dan kondisi
lah yang membuat aku harus menerima dengan terbuka. Bila saja banyak kader yang
bisa diandalkan, mungkin aku akan menolaknnya dengan radikal, tapi aku tahu
jika aku mundur maka aku membebani saudara/I ku sendiri, aku meninggalkan
mereka setelah apa yang dilakukan secara bersama-sama. Aku serbah salah, alhasil
aku merasa uring-uringan beberapa hari dampak dari belum menerimanya diriku
atas keputusan itu.
Wallahualam
Aku pasrahkan semua keputusan pada yang
maha kuasa, aku yakin pasti ada yang ingin ditunjukkan kepadaku atas sikapku
yang selalu menghindar ketika tidak menyukai sesuatu yang belum tentu sesuatu
itu berdampak buruk padaku. Jika kita memang berjodoh dijalan ini, aku yakin
sebanyak apapun rintangan dan percekcokan diantara kita, kita akan kembali pada
yang haq dan pada akhirnya bisa menerima satu sama lain.
Hari-hari diawal memasuki dunia baru,
dunia yang bahkan aku hindari pula pada awalnya. Ternyata baru kusadari apa
yang kuhindari itulah yang terjadi padaku, bahkan aku diterjunkan langsung
kedalamnya dan diikatkan dengan orang-orang yang kuhindari pula. Jika aku ingin
lulus dalam ujian itu, maka aku harus bisa melewati fase ini, aku harus bisa
menyelesaikan amanah ini dengan baik dan berhubungan baik pula dengan
orang-orang didalamnya. Tentunya aku akan bertransformasi pula, karena setiap
keadaan berbeda cara pandang dan cara penyelesaiannya. Di bem ini, aku tak bisa
menggunakan caraku yang dulu, aku akan ditemukan dengan orang-orang dari latar
belakang yang berbeda dan tentunya sifat manusia yang begitu beragam. Dan kini
aku ditempatkan di dinas pemberdayaan pembangunan sumber daya manusia sehingga
kembali lagi aku akan mengurusi anggota, watak, sifat serta tingkah laku manusia.
Seperti yang aku bilang sebelumnya bahwa
apa yang kita inginkan belum tentu itu yang dibutuhkan dan belum tentu baik
untuk kita dan ini terbukti. Dika adalah sala satu teman yang akhir-akhir ini
dekat denganku, aku mengaguminya karena sepertinya dia orang cerdas tapi tidak
terekspos keluar. Untuk dikelas aku dan dia bisa bekerja sama karena beberapa
kali satu kelompok tugas dengannya. Dan ternyatanya lagi dia yang akan menjadi
partnerku selama satu tahun kedepan untuk di ppsdm, awalnya aku suka-suka saja,
karena aku yakin dia bisa dan aku sudah mengenalnya terlebih dahulu, tidak
seperti di waki kemarin yang bahkan aku baru tahu Muhammad ketika di awal
kepengurusan.
Tapi ya allah, inilah kuasa tuhan. Apa yang
kuinginkan belum tentu baik kedepannya. Bukan berarti dika tidak baik, tapi
kita kurang bisa bekoordinasi dengan baik, entah apa yang salah, mungkin karena
komunikasi antara kami tidak nyambung satu sama lain, karena kita punya
targetan yang berbeda. Jadi dari konsepan saja terkadang sangat susah untuk
bersatu, apalagi di lapangan tipikal dika terkadang membuat sesuatu langsung di
tempat, lansgung dikerjakan pula tanpa dibicarakan kembali atau disepakati.
Tapi aku tetap salut, mungkin ini
pengalaman pertamanya, terkadang dia
bisa seperti gaya ulama, mudah untuk bermuhasabah diri dan dia tidak gampang
merajuk sebagai laki-laki. Tapi aku terus memperbaiki diri dan caraku agar bisa
menyeimbangi beliau.
Diawal aku lebih focus pada amanahku
dengan dika, sehingga melupakan amanah yang satunya padahal itu jauh lebih
besar. Karena aku masih dalam tahap menyesuaikan diriku untuk menerima amanah
itu. Sehingga sempat diawal terjadi keles antara kami, mungkin itu total
kesalahanku.
Tahun 2014 akan berakhir, dengan suka
cita ditutup dengan kemenangan serta tantangan yang jauh lebih besar
kedepannya. Hari-hari cerah di waki tak kan terlupakan dan selanjutnya akan
kurajut hari-hari cerah lainnya bersama bem.
Dan semester lima ini ditutup dengan
hasil yang cukup memuaskan, hingga bersemangat semakin bergelora. Dan harapan
yang tinggi kembali untuk semester enam berikutnya. Agar dapat mencapai
targetan yaitu coumloude aamiin.

No comments:
Post a Comment